Limasisinews.com
Sukabumi – One Pesantren One Product (OPOP) merupakan salah satu kegiatan dari program “Pesantren Juara” untuk mendorong pemberdayaan pesantren agar mempunyai produk unggulan serta mampu mandiri secara ekonomi.
Hal ihwal kemandirian ekonomi dan bimbingan pengelolaan usaha berbasis potensi Ponpes tersebut disampaikan pendamping OPOP wilayah 1 Kota/Kabupaten Sukabumi saat beraudiensi dengan Bupati Sukabumi H. Marwan Hamami di Pendopo, Senin 4 September 2021.
Korwil Sukabumi, Raden Nanda Teguh Perkasa mengatakan, di Sukabumi ada ratusan pesantren yang mengikuti program dari Pemprov Jabar ini. Pesantren tersebut dibimbing dalam hal bisnis dan pengelolaan keuangan. Bahkan untuk tahun ini ada 106 pesantren yang mengikuti program tersebut.
“Program OPOP sendiri sudah berjalan selama tiga tahun. Kami membimbing dari sisi pengelolaan keuangan, legalitas, hingga pemasaran produk hasil olahan pesantren,” ujarnya
Bahkan, Sukabumi selalu menjadi daerah dengan jumlah pesantren terbanyak yang mengikuti OPOP. Padahal, pesantren di Sukabumi hanya diisi 12 pendamping.
“Sukabumi pun selalu ada perwakilan yang mendapatkan penghargaan dalam program OPOP ini. Apalagi, program ini selalu diperlombakan setiap tahunnya,” ucapnya.
Menurutnya program OPOP mendukung pemulihan ekonomi berbasis daerah yang di kombinasikan dengan kearifan lokal.
“Jadi, pesantren dalam membuat produk tidak sembarangan. Produk yang dibuat pesantren selalu juara,” ungkapnya.
H. Marwan Hamami mengatakan Lewat program OPOP ini, SDM dan SDA di Sukabumi bisa lebih dikembangkan, mengingat Kabupaten Sukabumi memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang melimpah.
“SDA bisa lebih digali potensinya. Sementara SDM bisa ditingkatkan keahliannya. Terutama yang berada di lingkungan pesantren,” terangnya.
Karena itu, lanjut dikatakan Bupati, keberadaan OPOP harus lebih bisa memberdayakan ekonomi di pesantren.
“Lewat OPOP ini, anak pesantren bisa lebih diberdayakan dan didorong untuk melakukan perubahan,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, H. Marwan menerima data dan produk hasil pesantren yang terlibat dalam program OPOP.
Tim/Red