LimasisiNews, Yogyakarta (DIY) –
Tahun baru China atau Imlek sebentar lagi akan dirayakan, yaitu pada 22 Januari 2023.
Merespon event itu, seperti pada tahun – tahun sebelumnya, Alumni SMA Yogya Bersatu (ASYB) bersama sejumlah simpul jaringan komunitas dan relawan, serta warga masyarakat lain, seperti Foreder, GK Ladies, Srili, SIV, menggelar kegiatan Bakti Sosial (Baksos), yaitu bersama-sama membersihkan Klenteng Fuk Ling Miau, Gondomanan, Yogyakarta, Senin (16/01/2023).
“Aksi bersih-bersih Klenteng Fuk Ling Miau itu memiliki makna ganda. Pertama, tentu saja dengan klenteng yang bersih, menjadikan suasana tempat sakral itu akan lebih nyaman bagi mereka yang akan merayakan Imlek di Klenteng tersebut. Kedua, yang lebih substantif, adalah bahwa aktivitas bersih-bersih Klenteng itu menjadi manifestasi dari penyaluran spirit keberagaman, kebhinekaan, toleransi kepada kelompok warga masyarakat tanpa membeda-bedakan latar belakang agama, suku, etnis, ras maupun golongan,” jelas Bayu Hendarta, Ketua ASBY saat dikonfirmasi awak media ini, Jumat (20/01/2023) melalui pesan WhatsApp.
Lebih lanjut Bayu mengatakan bahwa kegiatan yang diinisiasi ASYB ini memiliki pesan signifikan bagi pentingnya perawatan toleransi dan kebhinekaan, yang seringkali tergerus oleh kepentingan-kepentingan dan sekat-sekat primordialis sempit, yang berakibat pada munculnya fragmentasi dan segregasi sosial, pengkotak-kotakan masyarakat.
“Kepentingan ego sempit itu bisa berupa kepentingan pragmatis maupun ideologis, yang bisa merobek-robek persatuan, kebhinekaan, dan Dasar Negara Pancasila,” ucapnya
Dalam pengantarnya Bayu menyatakan apresiasinya kepada para relawan yang bersedia terlibat dalam kegiatan tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini, keterlibatan para relawan ini merefleksikan ketulusan warga masyarakat dalam ikut menjaga harmoni dan toleransi,” tuturnya.
Sejumlah anggota simpul jaringan dalam kegiatan ini mengungkapkan hal yang sama. Mereka tergerak ikut dalam kegiatan ini karena merasa terpanggil untuk merawat keberagaman. Bagi mereka, Yogyakarta sebagai barometer kebhinekaan harus dijaga kondusivitas nya. Sehingga, bisa menginspirasi daerah lain agar punya spirit yang sama.