Sementara itu, Pangesti Wiedarti selaku dosen di UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) juga aktif di Pusat Studi dan Transportasi UGM (Universitas Gajah Mada) menyampaikan bahwa ini merupakan konsep uji SIM yang baik dan menyesuaikan dengan beberapa negara lain seperti Taiwan, Austalia, dan Jepang.
“Semoga naskah bisa segera disusun dan diusulkan ke tingkat nasional, namun harus melalui beberapa tahap yang berjenjang dan bisa dipedomani serta dipahami oleh masyarakat sehingga bisa lebih tertib berlalu lintas,” ucapnya.
Selain itu, Koordinator SIM Tuli Andi Naim yang ikut praktek secara langsung menyampaikan bahwa konsep uji yang dikenalkan jauh lebih mudah dari tes yang sebelumnya, dan berharap apabila tes gagal untuk tidak tes kesehatan lagi karena akan menyita waktu untuk izin dari kerjaannya,” ungkap Andi.
Hadir dalam acara tersebut, Waka Polda DIY, Dirlantas Polda DIY, Kapolresta Sleman, dan Kapolres Bantul. Selain itu hadir pula tamu undangan dari akademisi Dra. Pangesti Wiedarti, M.Appl.Ling, Ph.D., selaku Dosen Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY, Kadishub Bantul, Kepala Pustral UGM ,Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Ketua Road Safety Asosiation Indonesia, masyarakat, dan difabel
Arifin/ed. MN