Konsumsi rumah tangga saat ini memiliki share terbesar di antara total produk domestik regional bruto (PDRB). Hal ini tentu dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi yang tengah masuk masa pemulihan.
Harga bahan pangan yang tinggi akan membebani masyarakat menengah bawah dan dalam jangka panjang akan menambah angka kemiskinan yang ada.
Tak hanya itu, naiknya harga bahan pokok juga berdampak bagi pelaku UMKM kuliner yang menyebabkan biaya produksi meningkat dibanding biasanya.
“Kenaikan harga pangan tersebut sangat memukul bisnis UMKM. Biaya produksi akan meningkat seiring dengan kenaikan harga bahan baku, yang akhirnya akan memperkecil laba yang akan diperoleh. Sementara untuk menaikkan harga jual, pelaku usaha kadang takut kehilangan pelanggan sehingga tetap bertahan dengan harga jual saat ini dan berharap harga bahan pangan menurun kembali,” kata Ketua PMII Siantar Simalungun dalam keterangan tertulisnya.
(AH)