Sementara itu, Raja Keraton Yogyakarta sekaligus Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X berpendapat bahwa pameran ini dapat dikategorikan sebagai suatu peristiwa budaya, yang diharapkan memberikan kesempatan kepada pecinta seni dan seluruh masyarakat, untuk menggali berbagai pesan moral yang disampaikan melalui sapuan kuas para perupa-nya.
“Peristiwa budaya ini, pantas pula lebih kita syukuri, dengan harapan dapat mengundang minat khalayak pecinta seni rupa, untuk turut menyelami berbagai pesan bermakna di balik berbagai karya rupa yang disajikan,” ungkap Sri Sultan.
Sultan menambahkan gelaran pameran lukisan ini, sekadar menunjukkan contoh, betapa kayanya “piwulang” para leluhur, di mana deskripsi, derivasi dan penjabaran serta aplikasinya dalam kehidupan, dapat mengundang imaji budayawan dan seniman kita, sebagaimana dapat digali dan dikaji maknanya, yang tertuang di sebagian karya lukisan yang dipamerkan ini.
“Di tengah-tengah momentum penuh kesyukuran ini, izinkanlah saya menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada seluruh pihak terkait yang memungkinkan terlaksananya pameran ini. Seiring meresapi makna setiap karya rupa, marilah membawa doa dan harapan untuk perjalanan hidup kita. Harapan saya, semogalah kita, senantiasa berada di bawah lindungan Tuhan Yang Maha Esa,” pungkas Sultan.
Arifin/ed. MN