LimasisiNews, Bengkalis –
Di hari ibu, ketua umum Komunitas Emak-emak Duri Beraksi (KEDB) Malahayatty Beserta jajaran, Ramlah (sekretaris), Endang (humas), Ety, Desni, Eva berkunjung ke Desa Bumbung, RT 02/RW 02 untuk menyampaikan ucapan Hari Ibu, team menjumpai salah seorang legendaris Indonesia kaum perempuan Suku Sakai yang sudah mengalami tiga masa pejuangan Indonesia yaitu Nenek Mutih.
Dengan membawa berupa kuntumnya bunga dan kue tart dari KEDB diberikan kepada Nenek Mutih atau neneknya Suku Sakai “Ini menggambarkan kasih sayang kodrati, kesucian, pengorbanan, kekuatan ibu dan anak, serta kesadaran perempuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhlasan hati dalam pembangunan bangsa dan negara.” ucap Mala sapaan akrab ketua umum KEDB.
Nenek Mutih sapaan beliau yang lahir di tahun 1928 usianya sekarang menginjak 93 tahun. Saya pernah merasakan berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman, “Bagaimana rasanya kaum perempuan di masa zaman Belanda, zaman Jepang dan Siliwangi, sudah saya rasakan peristiwa besar, sampai peristiwa PKI sudah saya rasakan juga,” ucap beliau.
“Untuk masa zaman sekarang diusia renta senja saya, sebelum tuhan mengambil saya bolehkah saya meminta satu permintaan kepada pemerintah Republik Indonesia yang saya cintai ini, untuk dapat bersua dengan ibu Bupati Bengkalis Kasmarni, karena saya mau lihat langsung wajah putri saya perempuan pertama pemimpin Kabupaten Bengkalis,” ucap Nenek Mutih sambil menitihkan air mata.
“Insya Allah hajad Nenek dapat terealisasikan, didengar dan dilihat oleh ibu Bupati Bengkalis ibu Kasmarni, Amin.” Ujar Ketum KEDB.
Sambutan pertemuan dan kunjungan dilanjutkan dengan acara doa, makan siang bersama, serta pantun Suku Sakai. Ditutup dengan bincang-bincang sejarah Sakai khususnya wilayah Mandau dan sekitarnya, Nenek Mutih neneknya Suku Sakai.
(Rilis/Junianto.M)