Pernyataan tersebut juga menyerukan tindakan epidemik untuk mencegah wabah dan penyebaran penyakit.
“Wabah pada burung liar telah dipastikan terjadi lebih sering dari biasanya, dan para ahli telah memperingatkan bahwa konsentrasi virus di lingkungan sangat tinggi secara nasional,” kata Tetsuro Nonura.
Pada Desember tahun lalu, Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan dan menginstruksikan peternak ayam di daerah terdampak untuk melaksanakan desinfeksi dengan kapur mati yang diberikan oleh pemerintah.
Banyak ayam, kalkun, dan burung lain mati dalam jumlah tertinggi akibat wabah di Amerika Serikat dan Eropa, dan virus tersebut menyebar di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
Virus tersebut dapat menular ke manusia lewat kontak dengan unggas, tetapi para ahli berkata bahwa risiko kesehatan terhadap manusia rendah.
Wabah pertama yang dialami Jepang untuk musim ini terdeteksi pada akhir Oktober tahun lalu dan musim ini diperkirakan akan berlanjut hingga sekitar Mei, demikian pejabat kementerian itu melaporkan.
Ant. dari Reuters/ed. MN