“Sekaligus membuka ruang kerjasama dua arah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara,” imbuh Dedy.
Kegiatan ini digelar secara mandiri selama sehari tanpa bantuan dari pemerintah, tapi dari hasil iuran, berupa pemaparan potensi pariwisata DIY, utamanya usaha perhotelan dan restoran, serta match making bisnis.
“Melalui ramah tamah ini kita bisa mempererat hubungan personal antar pelaku usaha. PHRI DIY sekarang mandiri,” kelakar Deddy.
Kegiatan yang diadakan PHRI DIY tersebut mendapat dukungan dari PHRI Malang, Dinas Pariwisata Kota Malang dan asosiasi pelaku industri lainnya, sebagai langkah strategis membangun jejaring promosi bersama antar destinasi wisata utama di Indonesia.
Pasar dari Malang cukup bagus. Sebab, aksesnya mudah dan jaraknya tidak terlalu jauh. Dan seperti disampaikan oleh Drs Benny Sampirwanto, M.Si, Asisten 1 Setda Jawa Timur, kegiatan yang diadakan PHRI DIY memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah.
“Kegiatan ini wujud bukti nyata promosi Kota Malang dan kolaborasi di bidang pariwisata,” kata Benny Sampirwanto mewakili Gubernur Jawa Timur.
Benny sangat bangga kegiatan table top PHRI DIY tidak ada bantuan dari pemerintah terkait dan dilakukan secara mandiri dengan iuran anggota.
“Ini sangat bagus kegiatan dengan biaya sendiri,” ujarnya.
Sepanjang Januari – Mei 2025 Meetings, Incentives, Conventions, and Exhibitions (MICE) dari pemerintah masih di bawah 10%. Dibandingkan tahun lalu, Deddy yang didampingi Joko, Rini dan Aldy Fadhil Diganto dari divisi buyer, menyebut masih jauh karena normalnya 40% – 60%. Deddy berharap pemerintah pusat bisa kucurkan dana untuk pemerintah daerah agar dibelanjakan ke hotel dan restoran.
Ar/Ed MN