Bumerangnya lagi, ia mengatakan bahwa adanya beberapa kali pengembalian jabatan terhadap orang yang sama, pencopotan terhadap beberapa Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dan permintaan kepada Bank Sumut Sibuhuan untuk tidak mencairkan anggaran kepada OPD di Padang Lawas sepertinya merupakan pemikiran TSO. Semua ini terjadi karena ketidaktransparanan permasalahan dualisme kepemimpinan daerah Kabupaten Padang Lawas.
Menurut logikanya, Rasman mengatakan, “Masih, sih, sebodoh itu Pak TSO? Sesungguhnya ini kepentingan segelintir orang yang bermain di balik bayangan TSO, yang diduga untuk meraup keuntungan pribadi dan golongan. TSO itu saya kenal dan beliau sudah periode kedua menjadi Bupati setelah menjadi Plt, tidak pernah melakukan tindakan bar-bar seperti ini. Seandainya tindakan ini benar adalah hasil pemikiran beliau, kenapa tidak pernah ngomong di hadapan para ASN (Aparatur Sipil Negara) saat menjadi pembina upacara, misalnya, atau di depan publik melalui konfrensi pers, agar tidak menjadi buah bibir masyarakat atas kekisruhan ini. Berarti murni, kan, bukan dari beliau?” kata Rasman.
Atas kondisi ini Rasman mendukung langkah Gubernur dan meminta kepada kroni-kroni TSO terutama ASN yang berharap jabatan saat ini, agar sabar dan sadar.
“Jangan karena kepentingan diri pribadimu terhadap “proyek” dan “jabatan”, masyarakat yang jadi korban. Terlebih untuk pencairan anggaran di Bank Sumut. Jangan kalian ganggu itu, karena itu salah satu nyawa pemerintahan. Namun di keadaan ini juga kalian perdebatkan lagi,” tegas Rasman.
Rasman selaku tokoh pemuda sekaligus Bendahara DPD KNPI Padang Lawas mengungkapkan, “Kami dari pemuda akan mengambil tindakan karena itu sudah menyangkut kehidupan dan nyawa masyarakat Padang Lawas,” pungkas Rasman.
AMs/ed. MN