LimasisiNews, Lima (Peru) –
Seorang pria meninggal di Lima – ibu kota Peru – pada Sabtu (27/01/2023) dan beberapa orang lainnya dirawat di rumah sakit saat bentrokan antara demonstran dan polisi di seluruh Peru memasuki pekan ke-8 akibat krisis politik.
Kematian pria bernama Victor Santisteban Yacsavilca berumur 55 tahun itu menambah jumlah kematian menjadi 58 orang selama protes yang dimulai pada awal Desember 2023 menyusul pemakzulan dan penangkapan presiden saat itu, Pedro Castillo.
Gelombang protes tersebut pada awalnya terjadi di daerah pedesaan dan pegunungan Selatan Peru, tetapi telah menyebar ke ibu kota negara itu dalam beberapa pekan terakhir.
Ombudsmab Peru dalam pernyataannya mengatakan bahwa protes-protes pada Sabtu (27/01/2023) itu kebanyakan terjadi di Lima dan daerah Selatan Cusco.
Sementara badan asuransi kesehatan nasional dalam pernyataannya mengatakan bahwa Santisteban mengalami cedera kepala parah.
Beberapa protes tereskalasi saat demonstran, yang bersenjatakan batu dan tameng buatan, bentrok dengan polisi yang menggunakan gas dan peluru karet.
Ombudsman Peru mengutuk laporan tentang serangan terhadap wartawan yang meliput protes-protes tersebut.
Presiden Dina Boluarte, pada Sabtu (27/01/2023) mengutarakan penyesalannya setelah Kongres Peru menolak untuk mempercepat pemilihan presiden di tengah krisis tersebut, demikian kata kantor kepresidenan.