LimaSisiNews, Yogyakarta (DIY) –
Sebanyak 28 mahasiswa baru Angkatan 2023 asal Raja Ampat, Papua Barat yang tergabung dalam program beasiswa yang tengah terlantar mendatangi Ombudsman Republik Indonesia (RI) Daerah Isatimewa Yogyakarta (DIY), Senin (11/12/2023).
Kedatangan mereka ke Yogyakarta pada September silam untuk menempuh pendidikan di kampus swasta di Yogyakarta hanya berbekal Rp300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Raja Ampat.
Selain uang bekal Rp300.000 per orang, mahasiswa baru asal Papua Barat ini juga difasilitasi tiket pesawat ke Jogja. Selain itu, sebenarnya mereka dijanjikan mendapat biaya hidup dan biaya pendidikan hingga lulus.
Janji pembiayaan itu diberikan Pemda Raja Ampat lewat Dinas Pendidikan dengan program beasiswa. Pemberian biaya hidup itu mestinya diberikan pada Desember 2023 ini, sayangnya, janji tak kunjung terealisasi sehingga kondisi ke 28 mahasiswa Papua itu kini terlantar.
Biaya hidup yang dijanjikan yang akan diterima 28 mahasiswa Papua itu per bulannya Rp1,1 juta yang diberikan setiap enam bulan sekali.
“Masalahnya, setelah kami konfirmasi, anggaran pembiayaan itu baru dianggarkan pada 2024 nanti. Padahal sebelumnya dijanjikan akan dibayar pertama pada Desember ini. Akibatnya, banyak yang kelaparan, menunggak kos, hingga tak dapat mengikuti ujian,” tutur Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (Ipmapa) DIY, Irto Mamoribo, Senin (11/12/2023).
Irto juga menerangkan bahwa ke-28 mahasiswa baru Papua ini diantar langsung Dinas Pendidikan Raja Ampat ke Jogja.
“Mereka ini direkrut langsung dan ditawari oleh Pemda Raja Ampat. Janjinya cukup bayar Rp5 juta maka dapat beasiswa untuk menunjang pendidikan kuliah dan biaya hidupnya di Jogja hingga lulus,” terangnya.