LimasisiNews, Simalungun –
Pemuda/Pemudi merupakan suatu potensi bagi negara sebagai armada dalam kemajuan bangsa, perannya sangat penting dalam mengisi pembangunan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa, bahkan pemuda/i dianggap menjadi tulang punggung bagi setiap pergerakan perubahan ketika dimasa tersebut tidak sesuai dengan keinginan rakyat. Mereka akan selalu menjadi People make history (orang yang membuat sejarah) di setiap waktunya.
Disaat era globalisasi seperti sekarang ini, peran pemuda/i sangat berpengaruh terhadap masa depan NKRI, dan merubah status suatu bangsa, karena mereka merupakan sosok insan akademis yang sedang menjalankan aktifitas menimba ilmu pengetahuan di dunia pendidikan dengan tujuan kelak bisa berpacu meraih dan mensukseskan cita-cita bangsa, namun tentunya jika moral pendidikan nya buruk, ditambah beradaptasi dengan situasi lingkungan yang buruk maka aklak dan moralnya juga akan buruk, sehingga kedepannya nasib bangsa juga akan ikut tercemar.
Begitulah yang terjadi di seputaran pendidikan Simalungun khususnya wilayah Tanah Jawa, sesuai laporan informasi masyarakat akhir akhir ini sering terjadi perkelahian dan tawuran antara anak sekolah di lokasi perkebunan kelapa sawit tepatnya di Seputaran Simpang Nagojor, Kelurahan Pematang Tanah Jawa, Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun, perkelahian itu biasanya dilakukan anak sekolah tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat.
Berdasarkan hal tersebut, media LimasisiNews coba lakukan investigasi kelapangan pada Senin (07/02/2022) sekira pukul 11.30 WIB, benar saja terlihat puluhan pelajar berkerumun berkumpul seperti sedang melakukan perdebatan, ada juga yang tiba-tiba berlari ke tempat lain dimungkinkan untuk melihat situasi perkelahian, dan beberapa waktu berikutnya terlihat beberapa pelajar berpakaian SMP dan SMA sedang merapikan bajunya yang sudah kotor diduga baru selesai adu jotos.
Disekitar lokasi tampak beberapa pelajar sedang memacu kendaraan roda dua sembari permainkan tali gas sepeda motor nya sehingga suasana jadi bising, bahkan bebera anak terlihat sedang merokok, puluhan pelajar siswa/siswi ikut menonton kejadian, anak anak ini berbuat seperti sesuka hati dan tidak terkontrol, tidak terlihat pasti asal usul sekolah para pelajar ini, namun cukup jelas terlihat menggunakan seragam SMP dan SMA sederajat.
Salah satu warga yang berjualan di sekitar tidak ingin namanya dituliskan mengatakan hal itu terjadi hampir setiap hari, mereka resah dan takut akibat perkelahian pelajar sehingga mereka kena imbasnya, “Akhir-akhir ini hampir setiap hari anak anak itu berkumpul disini bang, mereka sering berkelahi disitu seperti tawuran saja, kami tidak berani menegur takut jadi sasaran, kemarin lagi sangat parah sampai datang orang tua dari warkop melerai anak anak yang sedang berkelahi, informasinya anak anak ini sering berkelahi disini bermula salah faham dari kafe-kafe tempat tongkrongan di seputaran Tanah Jawa bang, lalu disinilah mereka penyelesaiannya, kami mohonlah instansi terkait segera lakukan tindakan” ungkap wanita paruh baya ini.
Sementara itu salah satu pelajar Siswi yang enggan mengatakan asal sekolah nya namun berpakaian dinas sekolah ditutup jaket lengan panjang, di lokasi mengatakan bahwa dia dan rekannya datang karena penasaran ingin melihat kejadian, “Infonya yang berkelahi dari sekolah kami pak, jadi kami penasaran ingin melihat, syukur syukur menang,” ungkapnya sembari tertawa pada awak media.
Atas hal ini, Kadis pendidikan kabupaten Simalungun Drs.Zocson Silalahi.M.Pd, coba dikonfirmasi, namun disayangkan kadis yang baru dilantik beberapa pekan ini belum bisa memberikan komentar panjang terkait hal tersebut mengingat masih sedang rapat di posko Covid-19, “Terima kasih, ini masih rapat di posko Covid” pesannya.
Sedangkan kapolsekta Tanah, Kompol. Selamat Manalu SH, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan akan menindak lanjuti informasi tersebut “Terima kasih informasinya Dinda, akan kita tindak lanjuti bersama Uspika kecamatan Tanah Jawa”, ungkapnya melalui pesan.
Terpisah Salah satu pengamat pendidikan, LT Sihotang kepada awak media mengaku Sangat menyayangkan kebrutalan anak-anak zaman sekarang, menurutnya saat ini perilaku anak anak sudah di ambang batas memprihatikan, jika jaman dahulu seorang anak kita tegur masih mendengar nasihat namun saat ini justru melawan, jika kita marah justru bisa terkena sanksi hukum, hal ini bisa terjadi karena orang tua terlalu memanjakan dan membela anak, sedangkan masalah kenakalan pelajar saat ini menurutnya karena Kurangnya pengawasan dan komunikasi dari orang tua ditambah pengaruh lingkungan.
“Jika saat ini kita lihat khususnya di Tanah Jawa ini, banyak cafe tempat tongkrongan muda mudi, berdalih wifi gratis anak anak itu betah berlama-lama, meskipun jam sekolah sudah pulang namun anak anak itu masih kita lihat nongkrong, kita bingung juga apakah orang tuanya tidak mempertanyakan kenapa anaknya belum pulang meski jam belajar telah usai, saya mengharap agar orang tua dan pihak sekolah lebih memperhatikan lagi, Pemerintah juga segera lakukan tindakan, jangan sampai kedepan anak bangsa ini tidak berakhlak, kita takut generasi penerus bangsa ini tidak memiliki integritas” ungkapnya.
(SAP)