“Sebaiknya, Bung AA belajar dengan benar untuk memahami Keistimewaan DIY, sebelum membuat pernyataan,” lanjut Fuad yang juga Komisioner Lembaga Ombudsman DIY ini.
Menurutnya, apalagi saat ini sedang dalam bulan-bulan politik, komentar apapun berpotensi memicu reaksi publik dan pemberitaan media sosial.
“Kita paham, yang bersangkutan ini juga politisi dan akan bertarung pada Pemilu 2024 nanti sebagai Caleg DPR RI dari PSI,. Namun Bung AA harusnya dapat menahan syahwat politiknya untuk tidak mengkomentari hal-hal yang di luar pengetahuannya. Ngono, yah, ngono, neng ojo ngonolah. Apa-apa tidak semua harus dikaitkan dengan politik demi menaikan popularitas dan elektabilitas partai, tegas Fuad,” tandas Fuad.
Lebih lanjut Fuad menegaskan bahwa AA seharusnya lebih fokus kepada substansi dari aksi demo mahasiswa saja bukan justru mengkaitkan dengan dinasti DIY.
“Demo mahasiswa di Jogja, kok, bisanya dikaitkan dengan dinasti DIY. Fokus komentari saja substansi aksi mahasiswa tersebut,” tegasnya.
Fuad kembali menambahkan, Yogyakarta itu warganya sangat unik dan rasional dalam merespon sesuatu. Apa yang terjadi hari ini (aksi demonstrasi), merupakan wujud nyata, betapa masyarakat Yogyakarta sangat mencintai kotanya dan begitu egaliter merespon saat ada hal-hal yang dinilai merusak atau mengganggu tatanan kehidupan sosial.
“Dan percayalah, masyarakat Yogyakarta paham bagaimana cara menghukum pihak-pihak yang dinilai menimbulkan citra negatif, kerugian dan kegaduhan tersebut, saya kira Ade Armando dan partainya akan menerima konsekuensi,” tutup Fuad pengajar FH UWM ini.
Arifin/ed. MN