LimaSisiNwes, Yogyakarta (DIY) –
Media sosial dalam dua hari ini dihebohkan dengan pernyataan salah satu pegiat media sosial (medsos) terkait pernyataannya dalam merespon demo mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan BEM Universitas Indonesia (UI) di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Ade Armando (AA), yang juga Calon anggota Legislatif (Caleg) atau Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melontarkan pernyataan yang dinilai melukai masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
AA dinilai tak paham sejarah panjang keistimewaan DIY dan Tata Pemerintahan DIY yang telah sesuai dengan ihwal yang diperintahkan konstitusi.
Diketahui, AA dalam videonya mengomentari aksi demo mahasiswa dengan menyatakan bahwa seharusnya mahasiswa melawan sistem dinasti di Yogyakarta yang gubernurnya menjabat tidak melalui Pemilihan Umum (Pemilu), tapi karena faktor keturunan.
Akibat pernyataan tersebut, sekelompok masyarakat Yogyakarta melakukan aksi demo di Kantor DPW PSI DIY hari ini, Senin (04/11/2023).
Sementara itu Pengamat Kebijakan Publik Universitas Widya Mataram, Fuad turut mengomentari pernyataan AA terkait politik dinasti di DIY.
Kepada LimaSisiNews Fuad mengatakan kalau ia menilai pernyataan AA menjelaskan bahwa yang bersangkutan tak paham sejarah panjang keistimewaan DIY.
“Bung AA ini, kan, seorang akademisi di kampus ternama. Seharusnya setiap pernyataan yang dikeluarkan dipikir dan dipahami terlebih dulu, sehingga tidak memicu kegaduhan dan mengganggu ketenangan masyarakat,” ungkapnya, Senin (04/11/2024).