“Tak seorang pun masih hidup,” kata Mujdat Erdogan, seorang anggota AFAD.
“Saya pikir kami tidak dapat lagi menyelamatkan orang,” katanya.
Tim penyelamat dari Kyrgyztan berusaha menolong satu keluarga asal Suriah di bawah reruntuhan gedung di Antakya.
“Tiga orang, termasuk seorang anak, berhasil dievakuasi. Ibu dan ayahnya selamat, tetapi anak itu meninggal kemudian karena dehidrasi,” kata tim itu.
Kembarannya dan seorang kakak perempuannya ditemukan dalam keadaan sudah meninggal.
“Kami mendengar teriakan saat menggali hari ini satu jam lalu. Ketika kami menemukan orang yang masih hidup kami selalu merasa senang,” kata Atay Osmanov, seorang petugas penyelamat.
Organisasi Kesehatan Dunia – World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 26 juta orang di Turki dan Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan.
Di Suriah, yang melaporkan lebih dari 5.800 kematian, Program Pangan PBB (WFP) mengatakan otoritas di bagian Barat Laut negara itu menutup akses ke wilayah tersebut.
Direktur WFP, David Beasley mengatakan di sela-sela Konferensi Keamanan Muenchen bahwa blokade itu menghambat operasi pengiriman bantuan dan harus segera dibenahi.
Sebagian besar kematian di Suriah terjadi di wilayah itu, yang dikuasai para pemberontak. Mereka berperang dengan pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar Al Assad.
Ant. dari Reuters/ed. MN