“Suasana sekolah yang menyenangkan akan membuat siswa betah belajar dan merasa seperti di rumah sendiri. Nah, suasana itu harus diciptakan bersama seluruh elemen sekolah,” paparnya.
Selanjutnya akses menuju satuan pendidikan, ini juga harus baik dan mudah dijangkau siswa dari rumah. Jika perlu, Yani mengusulkan pengadaan bus sekolah atau angkutan perkotaan/perdesaan yang khusus disediakan untuk mengangkut siswa ke sekolah. Dengan begitu tidak ada alasan lagi siswa ke sekolah mengendarai sepeda motor sendiri padahal belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).
“Langkah ini secara tidak langsung mengajarkan siswa untuk tidak melanggar aturan (lalu lintas, Red),” tandasnya.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan pemerintah adalah terkait seragam maupun fasilitas sekolah bagi siswa miskin. Ini demi mencegah timbulnya masalah klasik yang selalu terjadi di awal tahun ajaran, yakni adanya warga miskin yang kesulitan membeli seragam sekolah.
‘Makanya ke depan harus ada regulasi yang riil khusus untuk warga miskin dan rentan miskin yang ingin melanjutkan studi,” pungkasnya.
Yani berharap agar beasiswa pemerintah bagi masyarakat miskin yang saat ini sampai jenjang perguruan tinggi bisa dipertahankan oleh pemerintah daerah. Kalau perlu quota-nya ditambah lagi agar semakin banyak masyarakat miskin yang merasakan kehadiran pemerintah daerah terutama bagi mereka yang berprestasi dan masyarakat yang ingin melanjutkan jenjang kuliah namun terkendala biaya.
Arifin/ed. MN