Mobil ini ia buat kurang lebih selama satu bulan. Ini diawali dengan membuat rancang bangun yang ia kerjakan sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan merakit elektronik dan menjadikannya menjadi satu.
Saat membuat mobil listrik ini, Wiwin mengaku tidak mengalami kendala yang cukup banyak. Ia hanya sempat kesulitan ketika menunggu modul kelistrikan yang harus didatangkan dari negara China.
Mobil listrik ciptaannya ini mampu menempuh jarak 40 kilometer dengan kecepatan maksimum mencapai 70 km/jam.
“Mobil ini menggunakan dinamo 3.000 watt dan batterai lithium 72 volt. Untuk pengisian baterainya sendiri dari nol hingga 100 persen hanya membutuhkan waktu tiga jam,” jelasnya.
Penggunaan dinamo 3.000 watt ini bukan tanpa alasan, dengan kapasitas dinamo besar mobil tersebut dapat melibas tanjakan dengan mudah.
Begitu juga pilihannya menggunakan baterai dibandingkan dengan aki, lantaran baterai memiliki umur lebih panjang.
“Aki hanya bisa bertahan selama satu tahun, sedangkan jika menggunakan baterai lithium bisa tiga hingga empat tahun,” bebernya.
Ia pun hampir setiap hari memakai mobil ini, selain untuk menjajal ketahanannya, hal ini dilakukan untuk mempromosikan pengurangan emisi gas kendaraan kepada masyarakat.
“Keunggulan kendaraan listrik itu jelas lebih irit, juga ramah lingkungan. Kalau mobil mungil seperti punya saya juga lebih mudah, bisa blusukan ke gang-gang kecil,” pungkasnya.
Untuk pemasarannya, Wiwin biasanya mempromosikan karyanya melalui media sosial miliknya seperti Facebook, Instagram, dan Youtube. Bagi masyarakat yang berminat meminang mobil ini ia mematok harga Rp40 juta.
Ia berharap dengan ciptaannya ini dapat menginspirasi masyarakat bahwa dengan menggunakan kendaraan listrik tetap bisa beraktivitas.
Arf/ed. MN