LimaSisiNews, Yogyakarta (DIY) –
Salah satu upaya menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak di Kota Yogyakarta adalah dengan mengampanyekan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau 16 Days of Activism Against Gender Violence, mulai 25 November hingga 10 Desember 2023.
Hal itu dikatakan oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, Rabu (29/11/2023) saat jumpa pers di Ruang Yudistira Balai Kota. Pihaknya menyampaikan bahwa aksi tersebut merupakan kampanye internasional untuk mendorong upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia, sekaligus sebagai Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Kadis DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Sarmin mengatakan bahwa kampanye tersebut dilakukan dengan sosialisasi anti kekerasan terhadap perempuan kepada berbagai elemen, mulai dari lintas sektor perangkat daerah juga kader dan masyarakat di wilayah.
“Sejak Januari hingga Oktober 2023 tercatat di Sistem Informasi Gender dan Anak (SIGA) ada 217 kasus kekerasan, yang ditangani Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak, sebanyak 168 kasus di mana 143 orang adalah perempuan dan 25 laki-laki, 76 di antaranya adalah anak-anak dan 92 dewasa,” terangnya.
Sarmin menambahkan, terdapat perbedaan angka antara dari data SIGA dan UPT PPA karena ada keterlibatan banyak pihak dan tidak semuanya ditangani oleh UPT PPA. Beberapa ada yang diselesaikan lewat jalur hukum ataupun secara kekeluargaan.