LimaSisiNews, Asahan (Sumut) –
Sedikitnya ratusan masyarakat gabungan Desa Sei Silau Timur, Mekar Sari, dan Prapat Janji, Kecamatan Buntu Pane, Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dan Himpunan Mahasiswa Mandoge Setia Janji Buntu Pane Tinggi Raja (HM-MASIBTIRA), serta Aliansi Masyarakat Kecamatan Buntu Pane (AMBUN) melakukan aksi unjuk rasa damai yang dipusatkan di Tugu Desa Sei Silau Timur, Kamis (15/06/2023) sekira pukul 16.00 WIB.
Koordinator Lapangan, Ustadz Bisri Sumbayak, M.A., dan Faisal Farid, penanggungjawab aksi bersama para pengunjuk rasa sebelum melakukan orasinya melakukan tanda tangan petisi mosi tidak percaya kepada Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) dan Wakil Gubernur Sumut.
Bisri Sumbayak, M.A., dalam orasinya menyampaikan, “Kami melihat kondisi kebangsaan yang sangat memprihatinkan baik skala nasional maupun daerah. Buruknya infrastruktur menyebabkan banyaknya hambatan bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Asahan khususnya di Kecamatan Buntu Pane. Hal ini memberikan dampak besar bagi masyarakat sampai yang paling parah ialah menyebabkan hilangnya nyawa masyarakat yang meninggal akibat kecelakaan di jalan yang sangat parah kondisinya,” kata Bisri.
“Namun sangat disayangkan, pemerintah sampai saat ini tidak ada melakukan tindakan apapun, maka Himpunan Mahasiswa & Aliansi Masyarakat Kecamatan Buntu Pane menyatakan sikap sebagai berikut:
Pertama, meminta kepada Presiden Jokowi untuk mencopot Gubernur Sumut dan Wakil Gubernur Sumut karena gagal membangun infrastruktur.
Kedua, meminta kepada Bupati Asahan dan Wakil Bupati Asahan untuk membuat rekomendasi persoalan infrastruktur (jalan provinsi) yang ada di Kabupaten Asahan khususnya Kecamatan Buntu Pane.
Ketiga, meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengambil alih persoalan infrastruktur jalan provinsi yang ada di Kabupaten Asahan, khusunya Kecamatan Buntu Pane.
Keempat, DPRD Provinsi kami nilai gagal dalam melakukan pengawasan kebijakan Gubernur Sumatera Utara dan Wakil Gubernur Sumatera Utara yang dinilai tidak pro rakyat,” paparnya.
Aksi unjuk rasa damai diwarnai dengan berbagai spanduk yang bertuliskan:
“Desaku Banjir Lumpur Kalau Hujan, Desaku Banjir Debu Ketika Panas“.