Kemudian, pada Minggu (20/04/2025), sekitar pukul 04.30 WIB (subuh), penulis memantau pemakaman Kristen yang ada di Kota Pematangsiantar. Suasana yang sangat berbeda terlihat di areal pemakaman. Seluruh areal pemakaman yang penulis pantau tampak dominan gelap. Terlihat sangat sedikit umat Kristen yang berziarah dan memasang lilin di kuburan keluarga yang mereka ziarahi. Bahkan ibadah yang dulu ada, sama sekali tidak ada lagi.
Hal ini menggambarkan telah terjadi transisi (perubahan).
Setelah memantau pemakaman, penulis memantau beberapa gereja protestan yang ada di Pematangsiantar. Jelas terlihat bahwa di semua gereja yang dipantau dilaksanakan ibadah subuh Minggu Paskah. Sekali lagi terjadi transisi (perubahan/peralihan), yang seyogianya ibadah (kebaktian) ada dilakukan di pemakaman, telah beralih dan dipusatkan di gereja. Demikian juga para umat Kristen, yang seyogianya ziarah dan ibadah di pemakaman kini mereka lebih fokus dan mengutamakan ibadah di gereja saat subuh Minggu Paskah. Fakta ini menunjukkan bahwa telah terjadi transisi pada implementasi di sebagian tradisi perayaan Paskah. Yang tetap bertahan adalah Ibadah perayaan Paskah di gereja pada Minggu pagi (bukan subuh). Sedang yang mengalami transisi atau perubahan itu adalah ziarah subuh Minggu Paskah. Bahkan, bukan tidak mungkin, di kemudian hari ziarah subuh Minggu Paskah akan “hilang”. Bisa jadi di kemudian hari tidak akan ada lagi yang mau ziarah ke kuburan sanak saudara, keluarga, dan kerabat, yang kemudian beralih mengikuti ibadah subuh Minggu Paskah di gereja masing-masing.

Satu lagi yang mungkin digolongkan sebagai bagian dari transisi, yaitu mengaktifkan anak-anak sekolah minggu dengan ibadah khusus kepada mereka yang juga dilaksanakan di areal pekarangan gereja. Usai kebaktian, mereka lanjut ke aktivitas mencari telur paskah yang sebelumnya telah disembunyikan oleh para guru sekolah minggu di berbagai tempat di sekitar pekarangan gereja. Kemudian diakhiri dengan makan pagi bersama.

Dari uraian di atas, atas fakta yang ditemukan, tidak salah bila dikatakan bahwa Perayaan Paskah telah mengalami transisi (perubahan), dan khusus tentang ziarah subuh Minggu Paskah, ada kemungkinan akan bisa hilang karena tidak ada lagi umat yang mau ziarah.
Terkait penyebab transisi tersebut, untuk bisa membahasnya lebih jauh, dibutuhkan analisis objektif lain yang didasari atas data dan fakta yang lebih real. Misalnya, bisa jadi karena perubahan kebijakan pihak gereja (terkait doktrin) atau perkembangan zaman, dan perkembangan tatanan kehidupan sebagai pengaruh ekonomi, teknologi, dan sebagainya.
MN/Ed. MN