Di dalam kubur pun Syekh Domba masih bisa berbicara hingga terdengar oleh Sunan Tembayat.
“Kapenak têmên wong lampus, kang munggèng suwarga adi, yèn wruha lamun kapenak, nèng donya lawan tan apti, padha busuk wong nèng donya, pan nora gêlêm ngêmasi”
Artinya “benar benar nikmat krang meninggal masuk surga, jika tau meninggal itu nikmat, orang di dunia pasti bakal berebut,bodoh sekali orang di dunia, tidak mau mati”
“Setiap malam Syekh Domba berkata seperti itu,hingga suatu ketika di datangi oleh Sunan Tembayat lalu kuburan nya di injak sambil berkata ” kalau sudah enak,nikmat ya sudah” sektika itu juga Syekh domba berhenti berkata,” papar Tino Raharjo.
“Hingga saat ini menjadi cerita bahwa siapapun yang ingin suaranya bagus dan indah bisa melakukan ziarah dan ritual di pasareyan Syekh Domba di Cakaran, Desa Krakitan, Bayat, Klaten. Di serat lain di tulis beberapa bentuk ritual nya,” pungkasnya.
Ar/Ed. MN