LimasisiNews, Uwang (Korea Selatan) –
Para pengemudi truk di Korea Selatan (Korsel) memulai pemogokan besar untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari enam bulan pada Kamis (24/11/2022).
Aksi mogok kerja itu akan mengganggu produksi dan pasokan bahan bakar untuk industri dari otomotif hingga petrokimia di ekonomi terbesar ke-10 di dunia itu.
Akibat melonjaknya biaya bahan bakar, para pengemudi truk menyerukan kepada pemerintah agar membuat sistem pembayaran minimum secara permanen yang dikenal sebagai “Tarif Pengangkutan Aman” yang akan berakhir pada akhir tahun, dan untuk memperluas manfaat bagi pengemudi truk di industri lain, termasuk untuk kapal tanker minyak.
Pemerintah Korsel mengatakan akan memperpanjang skema tersebut selama tiga tahun tetapi menolak tuntutan lainnya dari serikat pekerja.
Pada Juni 2022 lalu, pemogokan selama delapan hari oleh pengemudi truk telah menunda pengiriman kargo di seluruh Korea Selatan dan menimbulkan kerugian lebih dari 1,2 miliar dolar AS (Amerika Serikat) dalam bentuk kerugian produksi dan kegagalan pengiriman.
Kelompok serikat Cargo Truckers Solidarity Union (CTSU) telah memperingatkan pemogokan tersebut dapat menghentikan pasokan minyak di kilang besar dan transportasi di pelabuhan utama dan pabrik industri.