LimaSisiNews, Klaten (Jawa Tengah) –
Sungguh malang nasib yang menimpa Mardiyanto, anggota dari salah satu Perguruan Beladiri di Klaten ini. Pasalnya Mardiyanto ditemukan dalam keadaan terluka parah dengan luka penganiayaan yang diduga dengan menggunakan senjata tajam.
Di beberapa bagian tubuhnya juga didapati luka bacok yang cukup parah.
Ada pun kejadian penganiayaan diduga terjadi di jalan Cokro – Keprabon, Delanggu, tepatnya di Dukuh Tegalan 08/05, Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo, Klaten pada Jumat (12/07/2024) dini hari.
Diketahui, korban yang berprofesi sebagai pedagang ini beralamat di Padukuhan Manggis RT 01, RW 07 Desa Tambak, Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali.
Kepada LimaSisiNews, Haffy Duddin W (Apit) salah satu pengurus dari Perguruan Beladiri tersebut membenarkan peristiwa tersebut. Ia juga mengatakan bahwa hari ini tim pengacara dari perguruan tersebut sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Klaten agar segera diusut.
“Hari ini kami sudah membuat laporan resmi ke Polres Klaten. Intinya kami minta kasus ini segera diusut tuntas, dan kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai dengan perbuatannya,” tutur Apit, Sabtu (13/07/2024) malam.
Apit mengungkapkan bahww pada malam kejadian, korban hendak menghadiri acara yang menjadi tradisi dari Perguruan Beladiri yang ia ikuti, namun di tengah perjalanan ia dihadang dan dianiaya oleh 3 orang pelaku dengan menggunakan senjata tajam.
“Sekitar pukul 24.00 WIB korban baru mau berangkat ke acara yang kami gelar sebagai tradisi pengesahan warga baru atau anggota baru di perguruan kami,” ungkapnya.
Terpisah, IPDA Siswanto, S.,H., /Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satreskrim Polres Klaten menjelaskan bahwa saat ini korban dari Rumah Sakit (RS) Muhammadiyah Delanggu dirujuk ke RS Mawardi Solo untuk dilakukan perawatan intensif karena luka bacok yang cukup parah.
“Tadi keluarga korban sudah melaporkan ke Polres Klaten, bahwa korban saat ini dirujuk ke RS Mawardi Solo untuk dilakukan perawatan intensif,” jelasnya.
“Untuk pelaku sendiri, saat ini kami terus melakukan pengejaran dan masih dalam penyelidikan (pelacakan),” lanjut IPDA Siswanto.