“Setelah penantian selama 27 tahun, waktu yang tidak sebentar, akhirnya Klaten meraih Adipura. Karena Adipura merupakan instrumen pengawasan kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten dalam pengelolaan sampah,” terang Sri Mulyani dalam sambutannya.
Ia juga memaparkan bahwa Adipura peratama kali diraih Klaten tahun 1996. Ia menyebut kemudian tahun 2016 hanya mendapatkan setifikat, dan tahun 2023 kembali berhasil meraih penghargaan Adipura kategori Kota Kecil tahun 2022.
“Persiapan tidak sebentar dengan proses yang panjang. Mengingat tahun 2022, ini ada 46 titik pantau penilaian seperti perkantoran, sekolah, rumah sakit, jalan perkotaan, perumahan, desa, sungai ruang terbuka hijau, TPA (Tempat Pembuangan Akhur), TPS (Tempat Pembuangan Sementara), dan bank sampah,” jelas Sri Mulyani.
Ia juga mengucapkan terima kasih atas penyambutan yang sangat meriah oleh siswa-siswi SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama) serta guru yang memadati sepanjang jalan saat arak-arakan hingga garis finish.
“Piala Adipura jangan hanya dijadikan simbol, tetapi menjadi pengingat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan sehat,” tambahnya.
Terakhir, Bupati Klaten melakukan potong tumpeng yang diserahkan kepada Kepala DLH dan pasukan kuning (tenaga kebersihan dan pengelola sampah).
Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan untuk Desa Mandiri Sampah, Sertifikat Kampung Proklim, Penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional, Pelajar Disabilitas, dan Beasiswa Kader Sekolah Adiwiyata dan Fasilitas Kelola Sampah.
Arifin/ed. MN