Orator aksi Ustadz Poniman mengatakan,
“Kami Aliansi Masyarakat Empat kecamatan Pulo Banding, Tinggi Raja, Setia Janji, Buntu Pane. Sejak tahun 1991 jalan ini tak pernah diperbaiki. Pemerintah sanggup bangun jalan tol tapi membiarkan masyarakat menderita, kami masyarakat muak,” kata Poniman.
Koordinator aksi Muhamad Azrial Ilham didampingi Arif dan sejumlah kordinator lainya kepada awak media mengatakan aksi kali ini adalah bentuk kekesalan warga dengan kondisi jalan yang rusak parah tak kunjung diperbaiki.
“Janji tinggal janji, perbaikan jalan yang berstatus milik provinsi ini, sudah digaungkan sejak tahun lalu bahkan terakhir hingga bulan Juni 2024 lalu namun hingga hari ini tak pernah terealisasi.” Kata Muhamad Azrial Ilham.
Lebih lanjut Ilham mengatakan, masyarakat hanya meminta dan menuntut 3 hal dalam aksi ini yaitu menuntut perbaiki jalan lintas Provinsi penghubung Asahan-Simalungun, menuntut perbaikan jalan sebelum Pilkada Tahun 2024 dan menuntut Bupati Asahan untuk turun ke lokasi aksi menerima aspirasi masyarakat. Ujar Ilham.
“Musim hujan jalan Gedangan bagaikan kubangan lumpur dan jika musim panas atau kemarau jadi abu debu. Kegiatan usaha masyarakat nyaris lumpuh akibat jalan yang penuh debu dan lubang yang siap memakan korban. Jangan harapkan kami pakai hak suara di Pemilu serentak Pilkada pada November nanti kalau jalan ini belum dibangun,” ujar warga lainnya.
Warga mengancam akan terus memblokir jalan ini hingga Bupati Asahan atau Wakil Bupati Asahan datang menemui kami masyarakat disini. Hingga siang hari masyarakat tetap bertahan di lokasi aksi dan makan siang bersama dijalan rusak tersebut.
Akibat pemblokiran jalan tersebut terjadi kemacetan total dan aktivitas mobilisasi lumpuh hingga 5 kilometer dijalan lintas Kisaran-Bandar Pasir Mandoge dan menuju pintu tol Kisaran. Terlihat puluhan kendaraan roda empat, truk menepi dan sebagian lagi harus mencari jalan memutar.
Maston