“Pagelaran wayang kulit ini bukan sekadar tontonan. Namun juga bernilai petuah yang mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk senantiasa berlaku kebaikan sebagai kebiasaan hidup dalam kesehariannya,” tandasnya.
Sri Mulyani menambahkan, pagelaran wayang kulit ini menjadi momen yang sangat spesial. Karena masyarakat bisa merayakan pergantian tahun dengan menggelar pertunjukan budaya pentas wayang bersama 12 dalang asli dari Desa Kurung.
“Sungguh suatu hal yang membanggakan, karena Desa Kurung mampu melahirkan dalang-dalang lintas generasi yang tentunya patut menjadi percontohan bagi desa-desa di Kabupaten Klaten. Pasalnya, tidak hanya dalang, namun juga ada pemain gamelan, sinden, pelaku seni lukis, seni patung, dan kelompok tari gedrung asli Kurung,” imbuhnya.
Bupati menandaskan, banyaknya potensi asli Desa Kurung dan kolaborasi dengan para pelestari budaya inilah yang melahirkan Gerakan Desa Wisata Budaya Desa Kurung bisa dinikmati masyarakat luas, khususnya warga di Kabupaten Klaten.
Pagelaran wayang ini berlangsung meriah. Ribuan penonton tumpah ruah di Lapangan Desa Kurung untuk menyaksikan kiprah para dalang idolanya. Masyarakat merasa terhibur dan tidak perlu pergi jauh untuk merayakan malam pergantian tahun.
Pada pagelaran wayang ini, dalam satu kelir tampil dua dalang untuk setiap sesinya. Sehingga dua dalang yang tampil ini bisa saling bersahut-sahutan. Hal ini semakin menambah kemeriahan pagelaran wayang tahun baru tersebut.
Pin/ed. MN