“2004, Demokrat pernah menjadi penguasa di negeri ini. Lawan Moeldoko! Lawan!” ujarnya.
Dani menyebut, meski pihak Moeldoko sempat melayangkan narasi mendegradasi esensi perlawanan yang diperjuangkan kader dan simpatisan Partai Demokrat, ia mengingatkan bahwa aksi Moeldoko tersebut berupaya menjegal Demokrat di Pemilu 2024.
Tak hanya itu, aksi Moeldoko juga bisa disebut berusaha menggagalkan pencapresan Anies Baswedan di Pilpres (Pemilihan Presiden) 2024 mendatang. Sebab, kata Dani, Demokrat bersama mitra koalisinya yaitu Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera berada dalam barisan solid koalisi yang sama, yakni Koalisi Perubahan dan Persatuan, membulatkan tekad memenangkan Bacapres Anies Baswedan.
Karena itu, Dani menyerukan warga Demokrat di DIY beserta seluruh simpul Relawan Anies Baswedan DIY turut menyuarakan aspirasi melawan pembegalan Partai Demokrat.
Di samping itu, Dani mengajak massa rakyat dari elemen gerakan buruh untuk membangun konvergensi politik dengan memobilisasi konsolidasi dukungan politik kelas pekerja Indonesia bagi kemenangan Partai Demokrat di kontestasi elektoral, lewat antagonisme perlawanan gerakan rakyat untuk mendekonstruksi menguatnya populisme oligarki di tengah situasi ekonomi-politik yang merugikan kelompok sosial masyarakat bawah hingga Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024, menjelang.
“Kami Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia DIY, saya Ketuai, menyatakan bahwa SBSI DIY mendukung langkah Demokrat menolak Omnibuslaw Undang-Undang Cipta Kerja,” pungkas Dani.
Arifin/ed. MN