Disisi lain sistem budidaya ikan dalam dalam ember sudah mulai dikenal dan sangat cocok untuk wilayah Kledokan yang memiliki lahan terbatas. Peternakan skala kecil seperti ayam kampung dan kambing juga potensial untuk dikembangkan lebih lanjut. Harus dipastikan akses masyarakat terhadap bantuan bibit, pakan dan vaksinasi berjalan lancar dan adil.
“Presiden Prabowo Subianto telah menegaskan bahwa swasembada pangan adalah prioritas nasional. Kita tidak boleh terus tergantung pada impor beras, jagung, kedelai dan komoditas lainnya. Kemandirian pangan harus dimulai dari Desa dan desa-desa seperti Kledokan harus menjadi ujung tombak,” jelasnya.
Sebagai ketua komisi 4 DPR-RI, Titik Suharto dan seluruh anggota berkomitmen mendukung program-program pemerintah yang berpihak kepada petani, peternak, dan nelayan kecil yang katanya melalui bantuan alat mesin pertanian (alsintan), ketersediaan dan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi, pompanisasi dan irigasi tersier dan program budidaya ikan air tawar.
“Saya mengajak seluruh masyarakat Sleman untuk tetap semangat dan bangga menjadi petani, jangan pernah merasa tertinggal karena masa depan Indonesia ada di desa,” imbuhnya.
“Saya akan jelaskan seluruh aspirasi dan usulan masyarakat dan akan saya bawa langsung kedalam rapat-rapat komisi 4 bersama kementerian terkait. Saya akan perjuangkan agar program dari pusat sampai menjangkau ke desa-desa,” pungkasnya.
Sementara itu ketua penyelenggara, Freda Mustika Sari turut mengucapkan selamat datang dan berharap kedepannya Titik Suharto bisa datang kembali ke Kledokan.
“Masyarakat senang dengan kehadiran Ibu, begitu Bu Titik mau datang, masyarakat Kledokan semangat menyambut kedatangan Ibu,” kata Freda.
Titik Suharto dalam kesempatan tersebut juga melihat langsung lokasi peternakan sapi dan kambing yang dikelola oleh kelompok ternak masyarakat Kledokan.
Hadir dalam acara tersebut antara lain anggota DPRD provinsi DIY fraksi Gerindra Anton Prabu, anggota komisi D DPRD kabupaten fraksi Gerindra, Panewu Kapanewon Depok, pj Lurah Tegaltirto serta para dukuh, KWT, petani milenial dan kelompok-kelompok ternak di Kapanewon Depok.
Ar/Ed. MN