“Berikutnya jika ada temuan dugaan praktik money politics, kita teruskan ke Bawaslu temuan-temuan yang kita dapatkan biar kedepan masyarakat Sleman bisa menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat juga harus tahu siapa calon pemimpinnya, track recordnya seperti apa, latar belakangnya seperti apa, bagaimana dia di masyarakat agar masyarakat bisa menilai calonnya secara obyektif.
“Kalau memilih pemimpin ya biar masyarakat bisa tahu betul siapa calon pemimpinnya. Jangan hanya bisa membeli suara, kalau hanya bisa membeli suara, akhirnya orang-orang yang punya dana di Indonesia ini bisa jadi pemimpin,” imbuhnya.
“Setelah jadi pemimpin otomatis mereka akan berhitung habisnya, berapa harus kembali dan ada untungnya, inilah yang membuat masyarakat sengsara. Kesimpulan saya dengan money politics itu tidak bisa ditindak tegas, korupsi tidak mungkin bisa diberantas ini sudah dalil menurut saya,” tandasnya.
Koeswanto berharap kedepan bisa merubah Sleman menjadi lebih baik, tidak hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan saja, tetapi masyarakat harus lebih sejahtera dengan pemberdayaan masyarakat dan pembangunan apapun yang merata di masyarakat dan tentunya dilaksanakan dengan aturan yang benar
Terkait beberapa temuan dari tim pemenangan 02 untuk kasus dugaan praktik money politics, Koeswanto menegaskan pihaknya akan tetap mengawal dan memproses temuan-temuan tersebut.
“Sekalipun kami menang, proses hukum terkait dugaan money politics tetap berjalan supaya kedepan kejadian seperti itu tidak terulang kembali,” pungkasnya.
AR