Ibadah dipimpin Pdt. Evelin Sihombing, S.Th yang juga merupakan anak karyawan pensiunan Kebun Gunung Bayu. Nats Kotbah yang diangkat dari Daniel 3:28-30 yang menyimpulkan tentang 3 orang pemuda yang bernama Sadrakh, Mesakh dan Abednego menentang keputusan raja Nebukadnezar untuk menyembah patung emas yang dibangun raja yang tingginya 60 hasta dan lebarnya 6 hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Karena mereka melawan perintah raja, maka dilemparkan lah mereka bertiga kedalam api yang panas 7 kali lipat dari api sebelumnya. Namun karena mereka lebih percaya kepada Allah, mereka justru berjalan diatas api dan tidak terbakar. Pada akhirnya raja Nebukadnezar mengakui Allah Sadrakh Mesakh dan Abednego.
Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allah nya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
Kemudian pendeta Evelin mengatakan firman yang tertulis dalam Alkitab adalah nyata. Mari lah kita semua untuk tidak perlu takut mengakui Allah, Tuhan kita. Hidup itu adalah proses, bukan protes. Semoga PTPN IV semakin menerima berkat yang berlimpah, baik itu produksi maupun dijauhkan dari hama dan penyakit serta para pimpinan puncak hingga karyawan diberikan kesehatan dan kemapuan dalam melaksanakan tugas, tambah Evelin.
Sementara itu, Muchtar Sinaga penasehat PUK mewakili Manajer Kebun Tinjowan Abdi Sinaga dan Manejer Kebun Padang Matinggi Suhery Atmadja, menyampaikan pesan kepada karyawan kebun Tinjowan dan Padang Matinggi untuk menikmati suasana hari buruh yang digunakan untuk beribadah di Panti Asuhan Elim, semoga kita semakin semangat dalam melaksanakan tugas kita masing-masing, sebut Muchtar Sinaga.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada pimpinan Panti Asuhan Elim yang dibawah naungan HKBP pusat yang telah menerima kami dan disambut baik oleh anak-anak yatim yang sangat membutuhkan bantuan untuk kelangsungan hidup mereka. Semoga anak-anak ini bertumbuh dan sukses menjadi putra putri terbaik serta bermanfaat bagi Nusa dan Bangsa.” Kata Muchtar Sinaga.
Acara ditutup dengan doa oleh Pendeta P.Manalu dan saling bersalam-salaman. Rasa haru dan tangis ditunjukkan oleh anak-anak yatim serta rombongan ketika perpisahan acara ibadah ini selesai dengan diiringi lagu-lagu rohani yang dibawakan anak-anak yatim piatu.
maston