“Ini proyek konstruksi bangunan gedung, kok, turunnya sampai 22 persen, bahkan ada yang lebih. Lha, nanti bagaimana dengan kualitas bangunannya setelah jadi?” katanya.
“Tentunya ini juga nantinya bisa merugikan pengusaha Jogja. Takutnya nanti Jogja tidak kondusif. Ya, setidaknya, kan, harusnya ada kesempatan buat pengusaha lokal, bukan malah dikerjakan oreng luar semua. Kasihan, kan, pekerja yang dari Jogja tidak bisa ikut bekerja,” lanjutnya.
Beberapa proyek yang dikerjakan perusahaan luar daerah tersebut diantaranya Pendestrian Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Gadjah Mada (UGM), Stadiun Sepakbola Maguwoharjo, Rusun ASN Kejati DIY dan beberapa yang lain.
Ia menambahkan, ada dugaan bahwa ada oknum aparat penegak hukum yang ikut cawe-cawe dalam proses lelang tersebut. Kuat dugaan bendera (nama perusahaan) pemenang lelang tersebut ada yang digunakan oleh salah satu oknum anggota dewan yang baru.
Aris berharap ke depan agar para pengusaha lokal ini bisa lebih diperhatikan. Ia juga berharap dari pihak kejaksaan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang baru dilantik ini bisa ikut dalam pengawasan dalam proses lelang.
Terpisah, dihubungi melalui telepon selulernya, Kepala BP2JK, Aditya, kepada awak media mengatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan keterangan dan ia akan memberi penjelasan pada Senin depan (26/08/2024).
Arifin/Ed. MN