Pada OP Beras SIAP QRIS disiapkan sekitar 3 ton beras yang terbagi di Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan dan Prawirotaman. Pasar tersebut menjadi pasar pemantauan inflasi di Yogyakarta. Dalam kegiatan itu juga diserahkan secara simbolis fasilitasi OP berupa bantuan angkutan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank BI DIY, Budiharto Setyawan menyebut bahwa inflasi sampai Januari 2023 di DIY mulai melandai pada angka 6,05 persen year on year (yoy). Puncak inflasi di DIY pada Desember 2022 di angka 6,49 persen yoy. Namun angka inflasi di DIY masih lebih tinggi dibandingkan nasional pada angka 5,22 persen yoy. Untuk itu guna menurunkan inflasi diadakan OP Beras.
“Kami mengamati di bulan Januari – Februari (2023) ini beras memberikan dampak terhadap inflasi di DIY. Beras memberikan porsi yang cukup besar dalam inflasi. Untuk itu, kita lakukan kegiatan Operasi Pasar. Targetnya, karena beras ini menjadi penyumbang terbesar, kita harap bisa meredam kenaikan inflasi khususnya di bulan Februari (2023),” jelas Budiharto.
Sedangkan Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan DIY, Syam Arjayanti mengatakan bahwa saat ini di DIY belum banyak panen, sehingga harga beras masih di atas rata-rata Harga Eceran Tertinggi (HET). Adapun HET beras medium di DIY Rp9.450/kg, tapi kini harga beras medium sekitar Rp11.000/kg.
“Operasi Pasar ini merupakan salah satu kegiatan yang akan terus kita lakukan dengan melihat perkembangan harga yang ada. Kalau harga sudah normal, operasi pasar akan kita stop dulu,” papar Syam.
Salah seorang pembeli dalam OP Beras SIAP QRIS, Romasti Anastasya Simbolon merasa terbantu dengan kegiatan itu. Warga Cokrodirjan itu bisa mendapat beras 5 kg dengan harga Rp2.023,- yang ia bayar menggunakan QRIS. Padahal dia biasanya membeli beras seharga Rp13.000,-/kg.
“Sangat membantu. Dengan harga beras sekarang naik. Kalau bisa jangan cuma beras. Kalau bisa minyak goreng, karena sangat merobek kantong untuk beras sama minyak goreng,” harap Romasti.
Arifin/ed. MN