“Harapannya,” kata Sri Mulyani, “bantuan air bersih dapat dimanfaatkan masyarakat dan meringankan kebutuhan. Sebab air menjadi kebutuhan utama dan pokok.”
Lanjutnya lagi, “Air ini menjadi sumber utama, menjadi kebutuhan yang sangat pokok karena masyarakat tidak mempunyai sumur. Kebutuhan sehari hari ya tadah hujan dari pemerintah, dari swasta, dari PDAM dan lainnya,” ungkapnya.
Menurut Sri Mulyani, ada informasi kepala desa bahwa ada mata air Bebeng tapi milik Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Mata air itu sebagian disalurkan ke Desa Sidorejo.
“Tapi juga dialirkan ke masyarakat Desa Sidorejo dan sekitarnya. Tadi ada keluhan pipanya sedikit bocor-bocor sehingga kami segera akan mengalokasikan untuk dilakukan asesmen oleh BPBD maupun PDAM,” tuturnya.
Koordinator organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Tegalmulyo, Kecamatan Kemalang, Subur menyatakan harga air di bawah sekitar Rp 200.000. Untuk daerah puncak sampai Rp400.000,- per tangki.
“Yang paling atas sampai Rp400.000, sementara ada beberapa mata air yang bisa dimanfaatkan. Bantuan dari BPBD Klaten sudah beberapa tangki yang dikirim ke atas,” tutupnya.
Arifin/ed. MN