LimaSisiNews, Kulonprogo (DIY) –
Sempat beredar informasi dari salah satu pegawai Kalurahan Glagah bahwasanya hasil atau pendapatan dari wisata Glagah diduga dimonopoli oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulonprogo dan dikatakan tidak bisa membantu untuk kesejahteraan masyarakat Kalurahan Glagah, Kepala Dinas Pariwisata Kulonprogo, Joko Mursito menepis hal tersebut.
Menurutnya selama ini Dispar Kulonprogo sudah berulang kali memberikan penawaran dan solusi terbaik termasuk untuk retribusi dan pendapatan masyarakat di Kalurahan Glagah.
“Selama ini Glagah salah satu lokasi yang terdampak bandara dan sudah difasilitasi sedemikian rupa.banyak bangunan yang memang untuk menata lingkungan disana,” tuturnya, Selasa (04/06/2024).
Joko menjelaskan bahwa pembangunan itu tidak harus dihitung dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) kemudian tidak harus dihitung dari retribusi, Kalurahan dapat berapa dinas dapat berapa
“Lah kami itu memfasilitasi banyak kegiatan untuk pemberdayaan Termasuk asabsesa mandiri budaya yang anggaran kurang lebih sekitar 900 juta atau 1 miliar itu, itu juga untuk masyarakat. Namun kenyataannya pihak Kalurahan belum bisa maksimal menunjukkan program yang nyata dan belum nampak ketika diberikan anggaran yang besar. Seharusnya kan kita bisa duduk bareng untuk masing-masing memberikan penjelasan dan tidak ujuk-ujuk seperti ini,” jelasnya.
“Selalu saja ngerso dalem (Sri Sultan Hamengku Buwono X) sendiri minta pantai selatan diprioritaskan. Ketika kita mau ngegas prioritas, ternyata tanggapannya seperti itu. Karena tidak memahami Peraturan Daerah (Perda). Jadi yang bisa kita jalankan selama ini ya kita jalankan, yang belum bisa kita jalankan ya sementara kita tunggu kebijakan lebih lanjut,” ungkapnya.
Joko menambahkan ada indikasi beberapa alasan tentang kepentingan politik diseputaran sana (Kalurahan Glagah) sehingga tidak elok kalau itu diangkat untuk kepentingan politik.
Terkait petugas retribusi, Joko mengatakan ketika rekruitmen petugas retribusi, pihak Kalurahan juga ikut menentukan dan dicarikan orang-orang sekitar Kalurahan Glagah. Itu termasuk bagian dari kompensasi dan konsekuensi adanya pariwisata di Glagah.