Ia menceritakan, berawal dari keprihatinan ketika orang keluar dari bandara tidak ada penanda apa-apa, kemudian munculah gagasan ada patung besar yang bertuliskan selamat datang di Kulonprogo, Yogyakarta Indonesia.
Kelima titik tersebut antara lain di depan bandara, di Milir yang sudah dibangun tahun lalu dengan Kresno Duto berjumlah 12 patung kuda yang melambangkan 12 Kapanewon, di eks pasar teteg kulon (barat), kemudian di wilayah Serut depan perpustakaan daerah dan alun-alun Wates.
“Jadi masterplan sudah dirapatkan berulangkali dengan berbagai pihak, tahun ini kita berencana yang diprioritaskan adalah alun-alun dengan membangun patung penari Angguk. Masing-masing punya tema yang berbeda, Itu program yang memang sudah terencana,” tandasnya.
Khusus untuk alun-alun, tidak hanya sebatas membuat sebuah patung saja, akan tetapi goal terakhirnya adalah meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Kulonprogo. Dengan menata para pedagang yang ada diseputaran alun-alun, bukan menggusur tapi menata.
“Beberapa waktu yang lalu kita bersama Pj Bupati dan pejabat yang kompeten berkunjung ke Kebumen. Kota kecil yang alun-alun nya sangat istimewa, jogging track nya sangat istimewa dan ada penampakan sebuah kapal besar yang fungsinya untuk daya tarik yang didalamnya ada food court nya untuk para pedagang disana,” ujarnya.
Lebih lanjut Joko menambahkan, mengenai anggaran, tidak semua dialokasikan ke patung, tapi juga untuk penataan alun-alun. Untuk pembangunan landmark ini sendiri menggunakan dana keistimewaan.
“Patung ini sebagai ikon yang bisa menjadi daya tarik, bayangannya kalau Patung itu besar, kereta lewat itu juga lihat alun-alun dan patungnya juga kelihatan gagah. Angguk itu memang sudah ditetapkan sebagai kesenian unggulan kabupaten Kulonprogo ciri khas identitasnya Kulonprogo, budayanya Kulonprogo,” imbuhnya.
“Dan membangun itu kan tidak bisa hanya sekali selesai dan harus bertahap, ini kan baru akan kita mulai dan tujuan akhirnya kita akan menata alun-alun ini lebih bersih, indah dan memiliki daya tarik yang tujuan akhirnya juga untuk kesejahteraan masyarakat, menggeliatkan perekonomian masyarakat,” tutup Joko Mursito.
AR