LimaSisiNews, Yogyakarta (DIY) –
Pembela Kesatuan Tanah Air-Indonesia Bersatu (PEKAT-IB) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ormas (organisasi massa) yang diketuai oleh Dani Eko Wiyono ini angkat bicara menyikapi berulangnya aksi separatis yang menyuarakan tuntutan Papua Merdeka, yang masih kerap digelar oleh massa mahasiswa asal Papua berlokasi di sejumlah titik di DIY.
Di antaranya, rencana aksi mahasiswa asal Papua yang akan digelar pada 1 Juli 2023 dalam rangka memperingati HUT Papua Barat “Biak Berdarah”.
Merespons rencana aksi tersebut Dani menegaskan, meski negara menjamin hak politik setiap warga negaranya, namun aksi rakyat Papua menuntut hak menentukan nasib sendiri dalam skema politik-sipil telah mengarah ke gerakan separatis pro Papua Merdeka. Sebab, tuntutan tersebut diperjuangkan melalui cara-cara meniadakan relasi negara-sipil.
Selain itu, Dani menilai aksi-aksi tuntutan rakyat Papua yang dimobilisasi oleh sekelompok aktivis mengklaim dirinya pro demokrasi hingga pejuang HAM di Papua, jika kemudian diperjuangkan atas nama gerakan pembebasan Papua, maka jelas mengarah ke gerakan separatis Papua Merdeka.
Oleh sebab itu, mobilisasi gerakan aksi massa mahasiswa Papua yang menyuarakan tuntutan merdeka pun perlu terus diwaspadai, lantaran mengarah ke tindakan makar melawan menguatnya negara.
“Makar dengan alasan negara menjamin hak politik warganya, tidak bisa menjadi dalih pembenaran arah perjuangan yang dicita-citakan oleh sebagian kecil rakyat Papua demi mewujudkan tuntutan Papua Merdeka, tetap perlu diwaspadai,” ujar Dani dalam keterangannya kepada awak media di Sleman, Jumat (30/06/2023).
Hal itu menurut Dani, tetap perlu menjadi suatu kewaspadaan bersama, lantaran, terdapat upaya memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa hingga melawan konstitusi.
“Komitmen negara dalam menjamin penghormatan terhadap hak politik warga negara sudah diselewengkan menjadi alat perlawanan sebagian rakyat Papua untuk memperjuangkan tuntutan kemerdekaan menentukan nasib sendiri. Ini juga perlu diwaspadai,” tegas Dani.
“Sebagian rakyat Papua, salah satunya mahasiswa bersama kelompok-kelompok penggerak aksi massa Pro Papua Merdeka, harus dihentikan pergerakannya,”lanjut Dani