Sejauh ini, Aris menambahkan, untuk kerajinan batik kayu di kerebet sendiri yang menjadi keluhan atau kendala yang dihadapi pengrajin topeng di Krebet selain bahan baku, juga jumlah pengrajin yang semakin sedikit.
“Awal bahan baku, karena harus dari bahan kayu pule, tetapi sekarang sudah menggunakan kayu sengon. Selain itu, Jumlah pengrajin yang menurun membutuhkan perhatian untuk pelatihan-pelatihan jangka panjang untuk mengetahui keseriusan dari generasi muda,” imbuhnya.
Aris berharap, tetap ada regenerasi dan inovasi untuk produk-produk kerajinan yang menyesuaikan perkembangan zaman.
“Harapannya pengrajin ada regenerasi dan produk kerajinan bisa menyesuaikan perkembangan jaman dengan inovasi-inovasi baru,” pungkasnya.
Ar/Ed. MN