Dalam sambutannya, Sekda Arpan Nasution menekankan pentingnya menjaga kesinambungan organisasi dan pengambilan keputusan berdasarkan regulasi yang berlaku.
“Setiap orang ada zamannya dan setiap zaman ada orangnya. Induk dari hukum adalah keridhoan. Organisasi harus berjalan atas dasar kesepakatan bersama,” ujar Arpan.
Ia memaparkan dua opsi penyelesaian Muscab: melanjutkan kepemimpinan langsung hingga 2029 atau memilih ulang melalui pemilik suara sesuai AD/ART. Apa pun pilihannya, menurutnya, keputusan harus menghindari celah koreksi yang bisa menghambat organisasi.
Sementara itu, Wyldan menyebut Muscab Luar Biasa ini merupakan sejarah baru dalam Pramuka Palas. “Muscab ini digelar sesuai AD/ART sebagai tindak lanjut wafatnya Ketua sebelumnya. Kepemimpinan harus ditata ulang agar roda organisasi tetap berjalan,” ujarnya.
Wyldan menegaskan perlunya kerjasama solid dari semua pengurus Kwaran dan Kwarcab. “Ke depan, kita akan terus membenahi Pramuka Padang Lawas agar lebih profesional dan bermanfaat bagi generasi muda. Luruskan niat, teruslah bermanfaat,” tutupnya.
Gabriel