LimasisiNews, Serdang Bedagai (Sumut) –
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PTPN3 Kebun Gunung Pamela yang berada di desa buluh duri kecamatan sipispis kabupaten Serdang bedagai Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu perusahaan Holding perkebunan PTP Nusantara III ( Persero) dengan komoditi tanaman kelapa sawit dan karet.
Sebagai perkebunan plat merah PTPN 3 Kebun Gunung Pamela tentu sangat diharapkan sebagai penyumbang devisa bagi keuangan negara.
Akan tetapi dalam pelaksanaan dilapangan masih juga ditemukan pekerjaan yang tidak mengacu kepada standar operasional prosedur (SOP) serta nilai-nilai AKHLAK BUMN.
Seharusnya aset perusahaan berupa tanaman Kelapa sawit dirawat dengan baik agar hasil produksi yang ditargetkan di (RKAP) oleh jajaran direksi bisa tercapai.
Penelusuran awak media Jumat (29/04/2022), dibeberapa titik AFD IV & AFD V Kebun Gunung Pamela menemukan hama ulat api yang cukup parah yang menyerang tanaman kelapa sawit, di areal blok tt 2000 di AFD 5, dan di AFD 4 tt 2003 Kebun Gunung Pamela, sekilas terlihat memang sudah dilakukan pemberantasan dan penanggulangan dengan mengunakan insektisida, fogging namun masih terlihat ada nya serangan,diduga ada kelalaian ketika di awal identifikasi dini maupun telling global, sehingga pemberantasan menjadi tidak efektif.
Amatan awak media diprediksi produksi di areal yang terserang hama ulat api akan mengalami penurunan produktivitas, dan hal ini tentu saja akan merugikan pendapatan perusahaan.
Padahal anggaran untuk pemberantasan hama ulat cukup besar digelontorkan oleh kantor pusat PTPN3. Bahkan informasi demi menuntaskan masifnya serangan hama ulat di PTPN3 anggaran yang dialokasikan oleh Dirut Holding Perkebunan Abdul Ghani serta jajaran petinggi PTPN 3 tidak terbatas.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh beberapa lembaga sosial kontrol, salah satu dari LSM PPLH-SUMUT, B.Situmorang dan menganalisa areal yang terserang hama ulat mengunakan sampel pokok per pokok mencari hasil produksi dengan mengunakan rumus menghitung kehilangan daun, “DEPOLIASI”
D=AxB/C/100℅, di areal blok yang terserang tepatnya di Afd IV dan Afd V Kebun Gunung pamela diperkirakan target produksi di RKAP tidak akan tercapai. ucapnya.
Situmorang juga menjelaskan “lihat saja bunga betina, yang merupakan cikal bakal buah sawit sudah jarang muncul dan tumbuh di atas pohon, hal tersebut disebabkan terganggunya proses fotosintesis, bahkan buah sawit yang dipanen mengalami penyusutan BRT serta jumlah TBS yang di panen saat ini minim, terlihat di TPH buah sawit yang disusun hanya sekitar 1-2 tandan saja.” Ujarnya.
Demi keseimbangan berita, awak media coba melakukan konfirmasi dengan Manajer PTPN3 Gunung Pamela melalui pesan WhatsApp, Sabtu 30/04/2022,sekitar pukul 18.01 WIB, terkait serangan hama ulat api di AFD IV dan V KGP, namun hingga berita ini dipublikasikan Manajer Kebun Gunung Pamela A.H Rangkuti enggan memberikan jawaban.
(Red/RG)