LimasisiNews, Simalungun (Sumut) –
PTP Nusantara IV Kebun Marjandi yang beralamat di Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu anak perusahaan plat merah holding perkebunan diduga sengaja membiarkan biji sawit (brondolan) hasil panen membusuk dan terlantar di areal AFD 1,2 dan AFD 3 blok AG-AP tahun tanam 2005.
Informasi yang digali dari sumber orang dalam namun minta agar indetitas nya dirahasiakan, menyebutkan penelantaran brondolan seperti ini kerap terjadi di seluruh Afdeling, bahkan pimpinan di Kebun Marjandi terkesan cuek tidak peduli dengan temuan seperti ini yang jelas-jelas sangat merugi kan perusahaan akibat hasil panen brondolan yang terbuang dan membusuk.
Ditempat terpisah pemerhati perkebunan dari LSM PPLH Benget ST menjelaskan, temuan ini membuktikan bobroknya kinerja pihak menejemen Kebun Marjandi yang saat ini dijabat oleh Manajer Kebun unit Theodora Saragi. ucapnya.
Seharusnya Brondolan yang merupakan aset utama produksi secepat nya dikutip,bukan justru dibiarkan berserakan, bahkan membusuk disekitar pohon kelapa sawit dan di tempat pengumpulan Hasil (TPH), di lokasi juga sering ditemukan tandan buah sawit yang membusuk diatas pohon akibat pusingan panen yang tidak teratur, sangat miris memang hasil produksi terbuang sia-sia. tuturnya.
Amatan awak media di seluruh Afdeling, brondolan buah sawit di sekitar piringan pohon yang membusuk tampak tumbuh tukolan akibat biji sawit yang selama ini diterlantarkan sudah tumbuh dengan liar diduga pembiaran dan penelantaran hasil panen brondolan sudah berlangsung cukup lama, namun semakin marak terjadi di zaman kepemimpinan manajer kebun Marjandi yang Sekarang.
Kebobrokan kinerja yang dipertontonkan pihak Manajemen PTPN IV Kebun Marjandi akibat ketidak pedulian nya terhadap hasil produksi, dan ini merupakan kerugian besar bagi PTPN IV yang nota bene adalah perusahaan milik negara,mengingat anggaran cukup besar di gelontorkan oleh kantor pusat PTPN IV.
Pembiaran atas aset perusahaan tersebut disinyalir diketahui oleh pihak menejemen namun diduga sengaja ditutupi tanpa memikirkan besarnya kerugian yang seharusnya menjadi pemasukan bagi keuangan negara.
Saat awak media coba melakukan konfirmasi dengan Manajer Kebun Unit Marjandi Theodora Saragi, Rabu (20/04/2022) sekitar pukul 17.00 WIB melalui pesan WhatsApp hingga berita dikirim ke Redaksi belum berhasil dimintai tanggapannya, bahkan konfirmasi yang dikirimkan melalui Aplikasi WhatsApp kepada manajer terlihat masih contreng satu, diduga manajer melakukan pemblokiran terhadap nomor awak media.
Demi keseimbangan berita awak media coba menghubungi GM Distrik 3 PTPN IV Medan, Agus Tobing Rabu malam (20/04/2022) sekitar pukul 21.40 WIB terkait maraknya penelantaran brondolan, bahkan hingga membusuk di kebun Marjandi, memberikan jawaban “Biar saya tegur manajer, Askep dan asistennya seharusnya hal ini tidak boleh terjadi, apalagi kejadian ini sampai berulang ulang”. ujar mantan Manajer Kebun Berangir ini mengakhiri klarifikasinya.
Akibat ketidakpedulian pihak Manajemen kebun Marjandi terhadap penelantaran aset perusahaan, sudah sepantasnya Direktur PTPN IV Medan Sucipto Prayetno memberikan sangsi tegas dan mengevaluasi seluruh jajaran pimpinan di Kebun Marjandi karna dinilai kinerja bawahan nya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai AKHLAK BUMN.
(Red/RG)