“Kemenkes telah mengirim banyak peralatan kesehatan modern seperti MRI dan sebagainya ke RSUD di provinsi maupun di Kabupaten/Kota dalam dua tahun terakhir ini. Jika fasilitas-fasilitas kesehatan bisa ditingkatkan seperti itu, saya kra tidak hanya stunting dan sebagainya, semua bisa dikurangi,” ungkap Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan gedung megah dengan 8 tingkat ini dibangun dengan pinjaman dari The Islamic Development Bank (IsDB). Rinciannya Rp 260 miliaran untuk bangunan, Rp249 miliar untuk alat dan untuk pengembangan SDM Rp 50 miliar. Jadi setiap paket pembangunan ada alokasi dana untuk pengembangan SDM.
“Gedung ini 253 kamar pak. Jadi begitu dikasih 253 kamar saya sebagai bankir targetnya ibu naik Rp253 miliar setahun karena harusnya satu kamar bisa menghasilkan Rp1 miliar per tahun. Ini merupakan satu dari 12 rumah sakit yang dibangun sesudah pandemi terkontrol di zamannya Pak Jokowi. Kami mohon doa restunya supaya rumah sakit dan pelayanan makin bagus,” papar Menkes Budi Gunadi.
RS Sardjito menjadi salah satu dari 6 RS Vertikal yang diusulkan Kemenkes untuk memperoleh Pinjaman Luar Negeri (PLN) dari IsDB. Pembangunan gedung pelayanan ibu dan anak telah dimulai sejak 2022 dan merupakan bagian dari proyek “The Strengthening of National Referral Hospitals and Vertical Technical Units” dengan anggaran senilai Rp500 miliar.
Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RS Sardjito ini dibangun dengan luas bangunan 22.694 meter persegi. Bangunan terdiri dari 7 lantai dan 1 lantai lower ground, serta terdiri dari Ruang Rawat Inap 140 tempat tidur dan Intensive Care sebanyak 130 tempat tidur.
Gedung ini mengusung konsep green building dengan mengoptimalkan energi listrik, lahan hijau, pemanfaatan air limbah, dan lain-lain. Gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RS Sardjito merupakan implementasi dari transformasi layanan rujukan Kemenkes melalui upaya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang terintegrasi.
Arifin/Ed. MN