Secara terpisah pedagang dan Humas Paguyuban Pedagang Pasar Prawirotaman (Perwira), Triyani menyatakan mewakili pedagang Pasar Prawirotaman menyambut senang program sinau bareng bahasa Inggris itu.
Setelah mendapat pelatihan itu para pedagang mempraktikan langsung saat ada pembeli dari mancanegara. Sebelum ada program itu, sebagian pedagang menggunakan bahasa isyarat dan kalkulator untuk menampilkan harga saat melayani turis mancanegara.
“Mewakili pedagang, kami sangat senang. Awalnya pedagang juga pada bilang mosok pedagang ndadak kon sinau, bahasa Inggris. Ada juga yang mengira harus bayar. Ternyata setelah ikut pertama, suasananya bersemangat sampai sesi-sesi berikutnya karena model pembelajarannya praktik langsung dipandu dosen. Masing-masing praktik bahasa keseharian di pasar bahasa jual beli,” jelas Yani.
Dia menyebut awalnya program itu muncul karena adanya turis-turis mancanegara ke Pasar Prawirotaman. Saat itu paguyuban pedagang meminta untuk difasilitasi dan Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta menanggapi dengan baik dan ada dosen dari kampus yang memberikan pembelajaran ke Pasar Prawirotaman. Kegiatan dilaksanakan menyesuaikan waktu dari para dosen sehingga jadwal tidak pasti. Biasanya menjelang tengah hari
Menurutnya selama ini turis-turis asing yang datang ke Pasar Prawirotaman mencari-barang-barang atau bahan makanan yang tidak ada di negaranya.
“Kayak kemarin di saya ada orang Polandia jauh sebelum pandemi sudah beli ke saya empat kali Beli cething (tempat nasi) tambir dan irus (sendok sayur). Biasanya turis juga cari bumbon, buah dan makanan tradisional,” pungkasnya.
Arifin/ed. MN