“Bagaimana dengan destinasi? Destinasi hampir semuanya ada dilingkup desa wisata, kalo kita omong desa wisata, disitu pasti ada destinasi, tapi kalo disitu ada destinasi, belum tentu disitu masuk desa wisata” lanjutnya.
Joko menambahkan, akhirnya Dispar Kulonprogo memberanikan diri untuk membuat semacam kompetisi, untuk mengetahui seberapa jauh Dispar melakukan pembinaan kepada lembaga-lembaga desa wisata dan Pokdarwis yang ada di Kulonprogo. Maka ada yang namanya lomba gelar potensi desa wisata menebar pesona.
“Masa pandemi 2021 kita sudah menyelenggarakannya dengan tema bagaimana Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainablility (CHSE) dan prokes bisa diterapkan disemua desa wisata. Selanjutnya kita mengembangkan diri melalui program itu dan yang terakhir 2023 kemarin kita sdh ngomong tentang kawasan.Jadi tidak bisa satu desa wisata berdiri sendiri tetapi bagaimana membangun kawasan,” paparnya .
Juri pada saat lomba diwajibkan untuk menginap jadi mengikuti paket wisatanya full 24 jam yang ada di desa wisata tersebut. Dan hasilnya sangat efektif.
Tahun ini 4 kali 4 tahun berturut-turut, untuk 2021 desa wisata Tinalah, 2022 desa wisata Ngargosari, 2023 desa wisata Hargotirto dan 2024 ini di desa wisata Jatimulyo .
“Dengan masuknya Jatimulyo 50 besar ADWI maka hampir pasti akan dikunjungi Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif menparekraf dengan Juri nasional untuk cek lapangan bertemu dengan masyarakat sendiri untuk melakukan pembinaan dandampaknya pasti promosinya akan terangkat,” imbuh Joko.
“Intinya kami menyambut baik dan gembira, ini bukan datangnya tiba-tiba,tapi ini merupakan proses yang sudah kita laksanakan bersama GKR Bendoro selaku ketua badan promosi pariwisata DIY, Boby selaku ketua gabungan industri pariwisata Indonesia Yogyakarta, Okto lampito mewakili media, Marta Sasongko mewakili YouTuber influencer, dan Ani mewakili akademisi. Tim yang solid inilah yang bermitra, berjibaku bersama Dispar Kulonprogo, untuk memfasilitasi desa – desa wisata dan memberikan ruang untuk berkompetisi dan kompetisi sesungguhnya hanya bagaimana kita mengukur bagaimana pembinaan yang selama ini kita lakukan,” pungkasnya.
Arifin