LimasisiNews, Asahan –
Terkait dugaan penyimpangan proyek replanting/tanaman ulang di PTPN IV Kebun Unit Pulau Raja dan Unit Balimbingan yang dikerjakan oleh vendor inisial “A” disinyalir kental berbau korupsi dan merugikan keuangan negara.
Terbukti dengan banyaknya pekerjaan yang dikerjakan oleh vendor menyimpang dari syarat-syarat teknis dan kerangka acuan kerja yang telah ditungkan didalam perjanjian Kontrak.
Terutama untuk pekerjaan ripping, cipping dan pembongkaran akar batang sawit yang sudah tumbang (bole) tidak sesuai dengan RKS.
Hal ini bisa terjadi diduga karna fungsi pengawasan yang diterapkan oleh manajemen Unit tidak benar-benar dijalankan, sehingga vendor leluasa melakukan penyimpangan pekerjaan demi meraup keuntungan yang sangat besar.
Berdasarkan investigasi tim DPP Lembaga PUSPA RI yang diketuai Dewanto F Silalahi. Ada dugaan telah terjadi penyimpangan pekerjaan replanting/TU yang melibatkan jajaran petinggi PTPN IV, terutama dibagian tanaman, panitia lelang, GMD dan para manajer Unit.
Penelusuran Lembaga PUSPA-RI diduga selain penyimpangan pekerjaan, diduga ada indikasi terjadi mark up anggaran dalam pekerjaan replanting Di PTPN IV Medan khususnya di Unit pulau Raja dan Unit Balimbingan.
Dewanto menyebutkan akan melaporkan penyimpangan pekerjaan replanting sawit/TU ini ke Poldasu dan kejatisu karena diduga merugikan keuangan negara, khususnya dalam proyek replanting (peremajaan kelapa sawit di kebun Unit pulau Raja dan Kebun Unit Balimbingan. Pihaknya juga berharap agar (APH) segera melakukan penyelidikan terkait rencana tata ruang kerja (RKT) land clearing peremajaan perkebunan kelapa sawit seluas ribuan hektar di PTPN IV yang ditaksir menelan dana hingga puluhan milyard rupiah. Kita juga mencurigai berapa dana yang dianggarkan diduga tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Terkait Hasil panen tandan buah segar (TBS) yang berasal dari areal replanting agar juga diselidiki kemana dananya, apakah masuk dalam pencatatan pihak perusahaan. Atau jangan-jangan TBS dari areal replanting tersebut justru diperjual belikan oleh oknum manajemen setempat, tutupnya.
Hingga berita ini dikirim ke Meja Redaksi, Vendor dan pihak PTPN IV belum berhasil dikonfirmasi.
(Red/GR)