Menurut Siwi, acara ini tidak hanya menjadi ajang pameran kuliner dan seni, namun juga ruang interaksi budaya yang mempertemukan lintas usia dan latar belakang.
“Setelah menikmati kuliner tempo dulu, pengunjung dapat bersantai di Teras Amphitheater dan menyaksikan pertunjukan seni secara gratis, seperti musik angklung, keroncong, hingga akustik dari komunitas lokal,” ujarnya.
Siwi juga menegaskan pelibatan tenant UMKM dalam kegiatan ini didukung melalui Dana Keistimewaan DIY, sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas pelaku usaha.
“Melalui acara ini, para tenant belajar menyajikan produk yang menarik secara visual dan rasa, memperkuat strategi promosi, dan menciptakan pengalaman khas seperti di Pasar Kangen,” ungkapnya.
Kepala Balai Layanan Usaha Terpadu DIY, Hellen Phonica, turut menegaskan pentingnya acara ini dalam membangun citra Teras Malioboro di mata publik.
“Semakin tinggi eksposur dan viralitas event ini, semakin besar peluang Teras Malioboro menjadi rujukan utama destinasi belanja wisatawan. Ini akan berdampak langsung terhadap peningkatan ekonomi pelaku UMKM lokal,” jelas Hellen.
Dengan semangat kolaborasi budaya dan pemberdayaan ekonomi, Kangen Dolan Teras Malioboro 2025 hadir sebagai momentum penting dalam memperkuat identitas budaya Yogyakarta di tengah geliat modernitas kawasan Malioboro.
AR