Yang benar adalah bahwa Wakasek selama di kamar sibuk mengerjakan tugas sekolah yaitu melengkapi dokumen (file) Sispena DIA untuk keperluan Akreditasi Sekolah. Pekerjaan tersebut terpaksa dilakukan di situ, selain sembari beristirahat, juga karena rencananya Kasek akan segera berangkat ke Pematang Siantar pada Rabu (19/04/2023), dan selanjutnya pada Kamis (20/04/2021) pukul 01.00 WIB akan berangkat ke Kualanamu untuk berangkat ke Bogor guna mengikuti acara Hari Studi Majelis Nasional Pendidikan Katolik se-Indonesia di Bogor yang akan berlangsung selama 4 hari. Jadi itu alasan mengapa harus mengerjakan semua dokumen di tempat itu, termasuk karena waktu sudah terbilang mendesak.
Sebelumnya Telah Dilakukan Klarifikasi
Atas informasi yang sempat beredar di media sosial (medsos), dan sempat menimbulkan suasana kisruh dan gaduh di berbagai tempat dan bagi beberapa pihak terkait selain kedua belah pihak, untuk penyelesaiannya, sebelum klarifikasi terakhir di atas, beberapa kali klarifikasi juga telah dilakukan. Kedua belah pihak (Kasek dan Wakasek) pun telah beberapa kali melakukan klarifikasi yang kesemuanya dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak yang diberitakan, yaitu pihak keluarga Romina Damanik (Wakasek) – Parlindungan Simbolon (suami Wakasek) – yang diduga sebagai sumber awal penyebaran informasi hoax tersebut – dan dari pihak Marianus Manihuruk (Kasek). Selain itu, pihak Pengurus Yayasan Sekolah Katolik juga hadir dalam beberapa acara klarifikasi yang digelar.
Adapun klarifikasi yang telah dilakukan sebelumnya adalah:
Klarifikasi pertama, pada Sabtu (08/04/2023) di rumah Parlindungan Simbolon (suami Romina Damanik/Wakasek), dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak.
Klarifikasi kedua, pada Selasa (11/04/2023) di Yayasan Pendidikan Katolik Santo Yoseph Medan di Pematang Siantar yang dihadiri Ketua Yayasan dan keluarga dari kedua belah pihak.
Klarifikasi ketiga, pada Rabu (12/04/2023), di Yayasan DPPH (Dewan Pastoral Paroki Harian) Paroki Santo (St) Mikhael Pangururan, yang dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak, guru dan pegawai SMA St. Mikhael Pangururan, dan sekaligus pengaktifan kembali jadi Kepala Sekolah, juga ada pembacaan Berita Acara.
Terkait kejadian tersebut, kru media menemui Parlindungan Simbolon (suami Romina Damanik/Wakasek), di Sekolah Dasar (SD) Negeri 16 Parmonangan, pada Kamis (13/04/2023) lalu. Saat ditemui ia mengatakan bahwa ia sangat menyesali perbuatannya.
“Akibat saya terlalu cemburu sehingga saya mempermalukan diri saya sendiri,” ujar Simbolon.
“Saya terlalu cemburu sehingga saya terbawa emosi. Sedangkan video yang saya ambil tidak ada mereka melakukan tindakan asusila. Video yang saya rekam ketika istri saya ingin ke toilet ingin buang air kecil. Video tersebut saya kirim kepada seseorang, tujuannya untuk meluruskan permasalahan ini, bukan untuk memviralkan, ternyata video yang saya kirim sudah beredar,” imbuhnya lagi.
“Untuk itu saya meminta maaf atas perbuatan saya. Seharusnya permasalahan ini adalah masalah keluarga saya, bukan menjadi masalah sekolah,” ungkapnya.
Begitu juga Marianus Manihuruk, Kepala SMA St. Mikhael Pangururan, saat ditemui kru media di rumahnya untuk konfirmasi mengatakan, “Untuk video yang sudah tersebar di kalangan masyarakat adalah tidak benar dan tidak ada bukti bahwa kami melakukan tindakan asusila, Sedikit pun saya tidak ada menyentuh ibu Romina Damanik,” ujarnya.
“Terima kasih buat Bapak Parlindungan Simbolon sudah mengklarifikasi, karena kecemburuan sehingga terbawa emosional. Semoga ini tidak terulang kembali,” tuturnya.
“Harapan saya, kalau boleh ketika semua kesalahpahaman yang terjadi ini sudah diklarifikasi oleh pihak Simbolon dan pihak Manihuruk, tolonglah jangan ungkit-ungkit lagi, karena ini adalah kesalahpahaman, dan permasalahan ini sudah diklarifikasi sampai ke Yayasan,” pungkasnya.
TB/ed. MN