LimasisiNews, Serdang bedagai (Sumut) –
PTPN3 Kebun Gunung Monako yang beralamat di desa monako kecamatan sipispis kabupaten serdang bedagai provinsi Sumatera Utara, saat ini sebagian areal tanaman kelapa sawitnya terserang hama ulat api yang sangat masif.
Untuk itu PTPN3 kebun Gunung Monako diharapkan bisa secepatnya melakukan pengendalian dan penanggulangan, karena jika terlambat akan mengakibatkan kerusakan kelapa sawit sehingga mempengaruhi pencapaian hasil produksi dan dampaknya sudah tentu akan berimbas dengan meruginya perusahaan.
Berdasarkan penelusuran awak media Senin (21/03/2022) pukul 12.30 WIB di areal AFD IV blok tt 2003, jenis hama ulat yang menyerang areal tanaman kelapa sawit milik PTPN3 Kebun Gunung Monako diprediksi jenis ulat api terlihat dari bekas serangan yang ditinggalkan, daun 9, dan daun 17 habis tinggal lidi.
Kedepan diperkirakan PTPN3 Kebun Gunung Monako akan mengalami kerugian yang cukup besar akibat dari masifnya serangan hama ulat yang menyerang areal tanaman kelapa sawit produktif.
Faktanya hingga saat ini serangan ulat api belum mampu dituntaskan oleh pihak manajemen kebun Gunung Monako. Diduga hal ini terjadi ketika awal identifikasi dini sudah terjadi kelalaian dan ketidak jujuran dalam melakukan telling global.
Pantauan awak media di beberapa titik lokasi serangan ulat api sangat memprihatinkan dan semakin melaus diperkirakan areal yang terserang sudah mencapai ratusan hektar.
B.Panjaitan seorang pemerhati perkebunan ketika dimintai pendapatnya oleh awak media, Senin (21/03/2022), menjelaskan dengan simpel dan singkat, salah satu perbedaan mencolok buah kelapa sawit yang diserang hama ulat dengan buah sawit tanaman sehat terlihat dari (BRT) janjangannya, areal yang terserang hama ulat buah nya akan mengkerdil dan menjadi ringan,apalagi kalau tanaman sawit yang terserang ulat sudah masif dan serangan sudah sampai 70% pemulihan nya bisa 2-3 tahun pasca defoluasi.
Produksi di areal yang terserang tersebut pasti anjlok diakibatkan tanaman sawit cenderung menghasilkan bunga jantan dibanding bunga betina. Karena terjadi diferensiasi kelamin buah cenderung menghasilkan bunga jantan, hal itu disebabkan akibat terganggunya proses fotosintesis. ucapnya.
Ada pun cara efektif dan mujarab untuk pengendalian serangan hama ulat pemakan daun kelapa sawit, salah satu dengan cara memperlambat serangan dan memutus siklus penyebaran, bisa juga mengunakan predator namun harus tau trick dan momentum yang tepat. Pungkasnya mengakhiri.
Ketika kru media melakukan confirmasi dengan Askep kebun Gunung Monako,S purba melalui aplikasi WhatsApp, Senin (21/03/2022) sekitar pukul 14.30 WIB terkait maraknya serangan hama ulat di areal afd IV kebun Gunung Monako memberikan jawaban “Sudah dikendalikan dan sekarang kami coba dengan cara kembang biakan hama predator di Afdeling IV”, namun ketika awak media kembali mempertanyakan sudah sampai mana hasil pengendalian “Nateling mortalitasnya” apakah serangan sudah dibawah ambang batas atau tidak, namun Askep S, purba enggan memberikan jawaban, awak media coba melakukan panggilan melalui WhatsApp, namun beliau terkesan merasa keberatan karna wartawan meliput tanpa permisi masuk ke PTPN3 kebun Gunung Monako.
Awak media mempertanyakan apa dasar bapak melarang wartawan melakukan peliputan dan investigasi diareal lokasi terbuka apalagi perusahaan Kebun Gunung Monako merupakan perusahaan plat merah milik negara. Namun Askep S purba justru memutuskan sambung telpon.
Merasa ada yang aneh dengan sikap Askep S. Purba terkait pelarangan wartawan meliputi serangan hama ulat api di AFD IV kebun Gunung Monako, awak media coba melakukan confirmasi dari SEVP Bussines PTPN 3 Tengku Rinel dan GMDSER-1 Hady saputra terkait maraknya serangan hama ulat api dan terkesan adanya pelarangan wartawan meliput di Kebun Gunung Monako, namun hingga berita ini dikirim ke meja redaksi kedua pejabat teras PTPN3 tersebut tidak juga memberikan jawaban.
(RG/Red)