Ia berharap, panahan tradisional ini tidak hanya dikenal oleh warga lokal namun hingga mancanegara.
Sementara itu, salah satu peserta dari Komunitas Taman Sriwedari Surakarta Eddy Roostopo mengungkapkan, bangga dan senang masih banyak yang ikut melestarikan panahan tradisional ini.
Selain itu, Eddy Roostopo ini merupakan atlet panahan tradisional yang meraih satu medali emas, satu perak, dan dua perunggu dengan rekor jarak 50 meter pada PON XI tahun 1985 di Jakarta.
“Saya ingin menyebar virus jemparingan di seluruh nusantara. Sehingga mereka bisa jemparingan. Tidak hanya jemparingan dengan gaya Mataram, monggo silahkan dari berbagai daerahnya bisa diterapkan,” katanya.
Menurutnya, panahan tradisional ini juga dibutuhkan oleh siswa-siswi mulai dari Sekolah Dasar (SD). Sebab dengan belajar memanah anak menjadi fokus.
”Terutama anak-anak dari SD sudah belajar memanah. Panahan tradisional ini membuat anak menjadi fokus/konsentrasi dalam menerima pelajaran di sekolah dan nilai akan bagus. Selain itu, untuk para pekerja pun bisa refreshing disini, sebab dapat menambah ketelitian dalam pekerjaan, ini sungguh sangat luar biasa jika diikuti,” jelasnya.
Arifin/ed. MN