“Saya berharap program ini dapat terus berkembang dan menjadi model yang dapat diadopsi di berbagai daerah di Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan ekonomi yang inklusif,” pungkasnya.
Selain Pandanaran Greenhouse, pondok pesantren di bawah naungan Yayasan Sunan Pandanaran saat ini memiliki sekitar 11 komplek cabang dengan greenhouse berbeda yang tersebar di Gunungkidul, Bantul, Klaten, Boyolali, Wonogiri, dan Lampung.
Pandanaran Greenhouse diharapkan menjadi contoh implementasi konsep kemandirian dengan menghasilkan produk pertanian secara mandiri dan berkelanjutan.
Greenhouse menggunakan sistem akuaponik untuk mengintegrasikan budidaya ikan dan sayuran. Ikan yang dipelihara menghasilkan limbah yang menjadi sumber nutrisi bagi tanaman sayuran. Sementara itu, tanaman sayuran membantu membersihkan air dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan ikan.
Dengan demikian, Pandanaran Greenhouse menerapkan metode budidaya yang efisien, ramah lingkungan, dan menghasilkan produk yang sehat dan berkualitas.
Program kemandirian ekonomi diimplementasikan melalui penjualan sayuran kepada santri dan masyarakat umum. Sayuran ini juga diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan pesantren dan cabangnya dalam program ketahanan pangan. Sementara itu, ikan dijual sebagai bagian dari upaya mencapai kemandirian pesantren.
Selain Ibu Hj. Wury Ma’ruf Amin, hadir mendampingi Wapres dalam kunjungan ke Pandanaran Greenhouse diantaranya, Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, KGPAA Paku Alam ; Bupati Gunungkidul, Sunaryanta; dan para pimpinan Pondok Pesantren Hajar Aswad K.H. Mutashim Billah, Kiai Machasin, Kiai Muhajir, dan Kio Abdul Muhaimin.
Arifin/ed. MN