Menurut HS, hal ini sudah dibuktikannya selama lima tahun, tetapi dengan kehadiran ARS yang dinilai telah ‘mengobok-obok’ apa yang telah dirintisnya selama ini bisa berakibat fatal. Ada banyak pihak yang telah kondusif sebelumnya akan bisa menjadi marah dan bukan tidak mungkin akhirnya nanti akan bisa menganggu keamanan dan ketertiban di kawasan industri tersebut.
“Kemungkinan besar,” lanjut HS, “bisa merambat kepada hal-hal yang menyebabkan KIM di ambang kehancuran. Apalagi baru-baru ini kabarnya terjadi tender pengamanan atau pengadaan security yang baru-baru ini dilaksanakan dan dimenangkan oleh PT. PSB – perusahaan dari luar daerah (Jakarta), yang menurut dugaan saya hal ini tidak sesuai dengan Kerangka Aturan Kerja (KAK). Kesannya lebih amburadul. Imbasnya juga bisa mengarah kepada hilangnya pekerjaan bagi warga setempat yang notabene pemenang tender baru tidak akan mau memakai men power (tenaga kerja) lama,” jelasnya.
“Pastinya, ini adalah salah satu kebijakan pribadinya juga yang ingin berniat mengganti semua vendor lokal dengan vendor luar daerah. Padahal sejarah di KIM, mempunyai kesepakatan dengan tokoh adat, tokoh masyarakat dan penduduk setempat bahwa penduduk setempat yang berprestasi dan profesional akan lebih di prioritaskan, tapi tampaknya ARS tidak menghargai kesepakatan tersebut dan juga nilai-nilai adat lokal di sini,” tutur HS
Lebih rinci lagi HS menjelaskan bahwa keberadaan PT. KIM yang berbentuk holding ini diprakarsai oleh PT. Danareksa sehingga mungkin ini yang membuat rasa percaya diri ARS jadi melangit karena rujukan dari Danareksa menempatkan dirinya sebagai Dirut Keuangan di PT. KIM.
“Ya, wajar saja tingkah laku beliau tidak menghargai senior (atasan)-nya. Bahkan terkesan memaksakan kehendak dan mengabaikan semua pendapat rekan-rekan sejawat yamg lebih lama berpengalaman di KIM,” tuturnya.
Saat dikonfirmasi oleh tim media melalui panggilan telepon beberapa kali di WhatsApp (WA), ARS tidak mengangkat telepon. Barulah setelah di-chat, diterima jawaban bahwa pihaknya sedang meeting (rapat) dan akan dikontak (dihubungi) kemudian. Namun hingga berita ini dikirim ke redaksi belum ada juga kelanjutan jawaban dari konfirmasi tersebut
Iwan &- Junianto Marbun/Ed. MN